Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mendorong sejumlah industri strategis untuk membidik sektor halal di pasar global. Hal itu seiring dengan meningkatnya populasi penduduk muslim di dunia pada 2020 mencapai 1,9 miliar jiwa.
Adapun berdasarkan The State of the Global Islamic Economy Report 2020/2021, umat muslim dunia membelanjakan tidak kurang US$2,02 triliun untuk kebutuhan makanan, farmasi, kosmetik, fesyen, pariwisata, dan sektor-sektor syariah lainnya.
"Peningkatan demand makanan halal harus menjadi peluang bagi industri makanan minuman untuk berani berekspansi, tren fesyen muslim juga bisa dimanfaatkan industri tekstil. Begitu pula untuk sektor industri farmasi dan industri kosmetika," katanya ketika membuka Indonesia Halal Industry Award (IHIA) secara virtual, Rabu (22/9/2021).
Seperti diketahui, saat ini sudah ada tiga kawasan industri halal di Tanah Air yang mengantongi izin, yakni Modern Cikande Industrial Estate di Serang, Safe n Lock Halal Industrial Park di Sidoarjo, dan Kawasan Industri Halal Bintan Inti Halal Hub, di Kabupaten Bintan.
Selain itu, ada beberapa yang masih mengajukan perizinan yakni Kawasan Industri Batamindo di Batam Kepulauan Riau, Kawasan Industri Jakarta Pulogadung, dan Kawasan Industru Surya Borneo di Kalimantan Tengah.
Agus melanjutkan pengembangan industri halal di Tanah Air telah didukung oleh pembentukan unit kerja Pusat Pemberdayaan Industri Halal (PPIH) di bawah Kemenperin.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Komisi VII DPR Sugeng Suparwoto mengatakan ekspansi industri dalam negeri ke sektor halal global dapat dimulai dengan rebranding bahwa produk halal identik dengan sehat dan berkualitas.
"Apabila bisa menjadi semacam tagline bahwa halal adalah sehat, halal adalah berkualitas, ini akan menjadi semangat baru, sehingga bisa menjadi ikon baru," katanya.
