Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Luhut Terima Investasi US$2,58 Miliar untuk Kabel Bawah Laut Australia-Singapura

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mewakili pemerintah menerima kerja sama Australia untuk mendukung proyek energi baru dan terbarukan (EBT) Australia-Asia Powerlink dengan total investasi US$2,58 miliar.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan./Antara.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan./Antara.

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mewakili pemerintah menerima kerja sama Australia untuk mendukung proyek energi baru dan terbarukan (EBT) Australia-Asia Powerlink dengan total investasi US$2,58 miliar.

Luhut menjelaskan, kerja sama itu untuk proyek pembangunan kabel bawah laut yang menghantarkan listrik dari ladang solar panel di Australia untuk di jual ke Singapura.

“Investasi ini menunjukkan bahwa Indonesia mendukung pembangunan EBT di Asia untuk mengurangi emisi karbon global,” ujar Luhut dalam acara Australia-Asia Power Link Investment Announcement, Kamis (23/9/2021).

Luhut menambahkan, masuknya investasi dari perusahaan energi terbarukan itu diharapkan bisa memberi manfaat besar bagi masyarakat Indonesia, melalui pembukaan lapangan kerja dan transfer teknologi.

Selain itu, investasi tersebut juga akan membantu meningkatkan kinerja Indonesia sebagai negara utama di Asean yang mampu meraih target penurunan emisi karbon.

“Indonesia hari ini berpikir untuk selalu membuat kebijakan yang pada dasarnya untuk kepentingan generasi selanjutnya, bukan untuk menghancurkan generasi yang akan datang,” sebutnya.

CEO Sun Cable David Griffin menjelaskan bahwa total investasi yang ditanamkan perusahaannya di Indonesia adalah US$2,58 miliar. Nilai tersebut termasuk investasi langsung senilai US$530 juta sampai dengan US$1 miliar.

Selama instalasi proyek, pihaknya juga akan menambah investasi sebanyak US$1,58 miliar untuk biaya operasional.

Dengan potensi materi baterai lithium yang ada di Indonesia, menurutnya, terdapat peluang pengadaan baterai listrik bagi perusahaan manufaktur di Indonesia sebesar US$600 juta atau sekitar Rp8.5 triliun.

Selain itu, Griffin juga menegaskan bahwa dalam melakukan investasi kabel listrik bawah laut, Sun Cable akan mematuhi seluruh aturan yang berlaku di Indonesia, termasuk ketentuan mengenai alur pipa dan/atau kabel bawah laut.

“Kami sangat senang dengan prospek manufaktur baterai di Indonesia untuk mendukung kebutuhan kami. Ini menciptakan peluang besar untuk membantu dalam penjaminan investasi dalam pembuatan stationary battery baru di Indonesia. Kami telah bekerja sama dengan beberapa mitra dalam hal ini, dan akan terus melakukannya,” jelasnya.

Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams menyampaikan terima kasihnya kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan yang telah mendukung proyek energi terbarukan milik Sun Cable, dan investasi Australia secara keseluruhan di Indonesia.

“Australia percaya pada pendekatan berbasis teknologi untuk memerangi perubahan iklim dan

saya senang Pemerintah Indonesia telah mendukung proyek Sun Cable untuk memanfaatkan dan berbagi kekuatan energi surya. Kami menantikan Sun Cable untuk investasi, berbagi pengetahuan, menciptakan lapangan kerja, serta berkontribusi pada penguatan hubungan ekonomi Indonesia-Australia,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper