Bisnis.com, JAKARTA – Nilai pasar dan tarif sewa global diperkirakan tidak akan mengalami perubahan signifikan atas rencana pengembalian puluhan unit pesawat yang dilakukan oleh PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) kepada sejumlah lessor.
Konsultan valuasi di Ascend by Cirium Thomas Kaplan menjelaskan bahwa upaya pengembalian tersebut akan menambah pasokan pesawat yang tersedia di pasar, tetapi dalam banyak kasus jumlahnya tidak terlalu besar. Secara fundamental, sebutnya, hal tersebut tak mengubah nilai pasar dan tarif sewa.
“Untuk A330 Neo, memang sudah kelebihan pasokan sedemikian rupa, sehingga saya tidak berpikir tambahan 17 unit akan berdampak lebih lanjut pada tarif dan nilai sewa. Kemudian tambahan 10 unit 777-300ER yang relatif muda pada usia 5–8 tahun, mungkin memiliki lebih banyak dampak pada pasokan, terutama pada tarif sewa, mengingat semua ini dikelola oleh lessor,” jelasnya seperti yang dikutip dari flightglobal, Selasa (21/9/2021).
Menurutnya, yang paling terdampak adalah CRJ1000. Hal itu dikarenakan pesawat tersebut akan kehilangan operator utama, sehingga hampir sepertiga dari unit CRJ1000 global dikembalikan.
Sebelumnya, PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) dikabarkan bakal merampingkan 80 pesawat berbagai tipe yang saat ini dimiliki dan tengah menegosiasikan ulang atau bahkan membatalkan pesanan untuk lebih dari 90 unit pesawat sebagai bagian dari restrukturisasi yang diajukan kepada lessornya.
Guna menerapkan restrukturisasi perjanjian sewa pesawat grup dan potensi utang lainnya, maskapai pelat merah tersebut meluncurkan skema pengaturan Inggris.
Seperti yang dilansir dari dokumen restrukturisasi oleh www.flightglobal.com, Garuda berencana untuk mengembalikan sejumlah besar pesawat berbadan lebar, termasuk jenis yang tarif dan nilai sewanya sudah tertekan.
Berdasarkan data yang diperoleh Cirium, emiten berkode saham GIAA berencana untuk menghapus semua 10 Boeing 777-300ER dari armadanya, serta ketujuh Airbus A330-200-nya.
Tercatat, Garuda Indonesia menyewa dua dari 777-300ER-nya dari ALAFCO, dua dari Altavair, dan enam sisanya dari ICBC Leasing.
“A330-200-nya disewa dari Air Lease, Aircastle, Avolon, Carlyle Aviation Partners, CMIG Leasing, DAE Capital, dan TrueAero yang masing-masing mengelola satu pesawat. Sementara itu, Garuda ingin mempertahankan delapan dari A330-300-nya, tetapi menyingkirkan sepuluh sisanya,” jelas dokumen yang diberitakan oleh flightglobal dan dikutip Selasa (21/9/2021).
Maskapai yang identik dengan warna biru tersebut juga mengelola sendiri enam A330-300-nya, dan sisanya disewa, termasuk tiga dari Avolon, dua dari Bocomm Leasing, satu dari Jackson Square Aviation, empat dari ORIX Aviation, dan satu dari TrueAero.
Sementara itu, untuk pesawat berbadan lebar generasi baru, pihaknya berencana untuk mempertahankan lima A330-900/800, sambil menegosiasikan ulang atau membatalkan pesanan untuk 13 unit.
Selanjutnya, untuk tipe narrow body, Garuda ingin mempertahankan 56 unit A320/A320 Neo untuk dioperasikan oleh Citilink, sekaligus membatalkan atau menegosiasikan kembali 25 pesanannya untuk A320neo. Semua unit A320 yang saat ini ada merupakan hasil penyewaan.
Mengenai tipe narrow body Boeing, Garuda ingin mempertahankan 53 737-800 dan menghapus 17 sisanya. Semua tipe pesawat 737 ini berstatus sewa. Bahkan GIAA juga berharap untuk menghapus satu-satunya Max dari daftar pesawatnya yang dikelola oleh Bocomm Leasing, sambil menegosiasikan ulang atau membatalkan pesanan untuk 49 sisanya.
Berkenaan dengan tipe Boeing narrow body yang lebih tua, perseroan berencana untuk menyingkirkan semuanya kecuali satu pesawat dari 737-300/500. Garuda mempertahankan satu pesawat itu untuk dioperasikan oleh Citilink.
Di antara jet regional dan turboprop, ia berencana untuk menghapus semua 18 CRJ1000 dari pesawatnya. Saat ini, Garuda mengelola sebanyak enam pesawat dan sisanya disewa dari Nordic Aviation Capital.
Di sisi lain, Garuda juga disebut akan mempertahankan sebanyak 11 ATR 72-600 untuk dioperasikan oleh Citilink. Ini berarti juga menghapus delapan ATR dan membatalkan atau menegosiasikan ulang pesanan untuk lima unit ATR. Semua ATR-nya disewa dari NAC.
Akan tetapi, tentunya seluruh rencana tersebut masih akan bergantung kepada hasil negosiasi dengan lessor.