Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menteri ESDM: Jaringan Listrik Nusantara Supergrid Bisa Topang EBT

ESDM menyebut kebutuhan listrik Indonesia pada 2060 diproyeksikan sebesar 1.885 Terawatt Hour (TWh), di mana demand PLN sekitar 1.728 TWh dan demand non-PLN sekitar 157 TWh. 
Pembangkit listrik tenaga angin di China. /Bloomberg
Pembangkit listrik tenaga angin di China. /Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mendorong pembangunan jaringan listrik Nusantara Supergrid untuk menopang kebutuhan energi baru terbarukan di masa depan. 

Dia mengatakan bahwa kapasitas pembangkit listrik tenaga energi baru terbarukan (PLT EBT) dapat lebih optimal dengan adanya interkoneksi supergrid. 

Pasalnya, proyek tersebut akan menghubungkan pengguna dan sumber energi meski berada di pulau berbeda. Interkoneksi ini dapat menghubungkan permintaan dan sumber EBT antarpulau besar. 

"Supergrid ini diharapkan mampu mengatasi ketidakseimbangan antara ketersediaan EBT setempat dan mengurangi intermitensi pembangkit VRE,” katanya saat webinar The Fourth Indonesia Energy Transition Dialogue 2021, Senin (20/9/2021). 

Dia berharap agar proyek ini mendapatkan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan dan swasta. Upaya ini sebutnya juga berhubungan langsung dengan target net zero emission di sektor energi. 

Kementerian menargetkan net zero emission dapat terjadi pada 2060. Meski begitu, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta agar capain tersebut dapat terjadi bahkan sebelum 2060. 

Sementara itu, ESDM menyebut kebutuhan listrik Indonesia pada 2060 diproyeksikan sebesar 1.885 Terawatt Hour (TWh), di mana demand PLN sekitar 1.728 TWh dan demand non-PLN sekitar 157 TWh. 

Proyeksi konsumsi listrik perkapita akan mencapai lebih dari 5.000 KWh/kapita di tahun 2060. Selain itu, 635 Gigawatt (GW) dari 1.885 TWh kebutuhan listrik di tahun 2060 sepenuhnya akan dipasok melalui pembangkit listrik EBT. 

Dalam 10 tahun mendatang atau pada 2031 kementerian juga mewacanakan penambahan kapasitas Variable Renewable Energy (VRE) secara masif.

“Penambahan kapasitas VRE, seperti surya dan angin secara masif akan dilakukan mulai 2031. Selain itu, pemanfaatan energi panas bumi dan hidro akan dioptimalkan agar mampu menjaga keseimbangan sistem,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rayful Mudassir
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper