Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan belum semua sektor dapat memenuhi target net zero emission, meski pemerintah telah mematok 2060 sebagai batas waktu pelaksanaannya.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan bahwa emisi akan mendekati nol pada pembangkit listrik pada 2058.
Kendati demikian, pada sejumlah sektor, seperti transportasi, rumah tangga, dan industri belum dapat dipastikan bahwa zero emission tercapai pada tahun 2060.
“Sektor kelistrikan memastikan net zero emission sudah bisa kami hitung dari sekarang, tapi satu hal lain dari sisi demand untuk transportasi, rumah tangga, dan industri yang sampai sekarang masih menggunakan fosil,” katanya saat webinar, Senin (20/9/2021).
Berdasarkan proyeksi Kementerian ESDM, emisi pembangkit listrik akan terus meningkat dari 249 juta CO2-e pada 2021 menjadi 319 juta CO2-e pada 2030.
Akan tetapi, emisi tersebut diperkirakan turun drastis pada 2031 seiring dengan terjadinya retirement atau berhentinya operasi sebagian besar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU).
Emisi itu kemudian akan turun signifikan setelah 2040 mengikuti selesainya kontrak pembangkit listrik tenaga fosil. 20 tahun kemudian, atau 2060, emisi dari pembangkit akan mendekati nol.
Sementara itu, emisi energi secara total diproyeksikan masih mencapai 401 juta ton CO2-e pada 2060. Emisi tersebut disumbang dari aktivitas transportasi, rumah tangga, serta industri.
Dadan menuturkan bahwa kementerian akan mencari solusi bersama dengan stakeholder, termasuk Kementerian Perindustrian untuk menekan emisi pada 2060.
“Kami masih akan me-refine, memastikan kami akan bekerja terus untuk terjadi net zero emission secara nasional,” katanya.