Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indef: Sektor Pertanian Jadi Bantalan Sepanjang Resesi Akibat Pandemi

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per 5 Agustus 2021, laju pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan (yoy) selalu positif sejak 2019. Pertumbuhan terendah berada di kuartal I/2020 yaitu 0,01 persen (yoy).
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meninjau lokasi lumbung pangan di Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur, Selasa 23 Februari 2021 - Twitter @jokowi
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meninjau lokasi lumbung pangan di Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur, Selasa 23 Februari 2021 - Twitter @jokowi

Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah krisis akibat pandemi Covid-19, sektor pertanian di Indonesia justru menunjukkan ketahanan yang kuat bahkan mengalami pertumbuhan.

Bustanul Arifin, Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), mengatakan sektor pertanian berperan menjadi bantalan saat terjadi resesi akibat pandemi. Seperti diketahui, ekonomi Indonesia terkontraksi dalam -2,07 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada 2020.

"Bantalan itu ketika ekonomi tumbuh negatif bahkan resesi, karena tiga triwulan berturut-turut berada di poin negatif, mulailah positif pada kuartal II [2021], dan pertanian seterusnya positif terus dari [2020]," jelas Bustanul pada webinar, Senin (20/9/2021).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per 5 Agustus 2021, laju pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan (yoy) selalu positif sejak 2019. Pertumbuhan terendah berada di kuartal I/2020 yaitu 0,01 persen (yoy).

Setelah itu, pertumbuhan sektor pertanian bahkan meningkat tertinggi pada kuartal 3,33 persen (yoy) pada kuartal I/2021, di mana pertumbuhan PDB Indonesia pada saat itu masih negatif -0,74 persen (yoy). Terakhir, pada kuartal II/2021 saat ekonomi rebound ke 7,07 persen (yoy), pertumbuhan sektor pertanian justru turun namun masih positif di angka 0,38 persen (yoy).

"Maka itu [pertanian] kami sebut jadi bantalan," terang Bustanul yang juga merupakan Guru Besar Ekonomi Pertaninan Universitas Lampung (Unila).

Di sisi lain, pandemi Covid-19 telah menyebabkan kenaikan angka kemiskinan. Berdasarkan survei BPS yang dirilis Februari 2021, persentase penduduk miskin pada September 2020 sebesar 10,19 persen atau meningkat 0,41 persen poin terhadap Maret 2020, dan 0,97 persen poin terhadap September 2019.

Mayoritas orang miskin, jelas Bustanul, yang tinggal di pedesaan sebanyak 12,04 juta atau 7,88 persen bekerja sebagai petani atau buruh tani. Hal itu, tambahnya, menandakan adanya ruralisasi yang cukup masif terjadi pada saat pandemi Covid-19.

"Ada fenomena ruralisasi di mana orang-orang kembali dari kota ke desa berharap peruntungan ke desa karena di kota bermasalah," jelasnya.

Padahal, lanjut Bustanul, transformasi struktur ekonomi Indonesia sebelum pandemi telah beralih dari pertanian ke jasa. Namun, akibat pandemi yang memicu ruralisasi, pangsa pertanian terhadap PDB kembali meningkat.

Dari data yang dipaparkan Bustanul, pangsa pertanian terhadap PDB di 2020 meningkat ke 13,7 persen, dari sebelumnya 13,5 persen pada 2015.

Sementara pangsa industri, seperti manufaktur-tambang, menunjukkan penurunan dari 28,6 persen pada 2015, menjadi 26,3 persen pada 2020.

"Ini [pangsa pertanian] seharusnya kan turun terus, tapi ia naik lagi karena ada tambahan tenaga kerja sudah mulai naik lagi," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper