Bisnis.com, JAKARTA – Intervensi subsidi jagung pakan ternak dinilai sangat mendesak untuk segera dieksekusi pemerintah, khususnya di sentra-sentra peternakan unggas yang tersebar di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Lampung.
Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) menilai subsidi jagung dapat mengurai karut marut ketimpangan yang terjadi antara tingginya biaya produksi dan merosotnya harga telur dari peternak di tengah pasar sejak kuartal kedua tahun ini.
Sejalan dengan perkembangan itu, harga jagung bahan baku pakan ternak yang tengah mengalami kenaikan tersebut diprediksi bakal memengaruhi kinerja dan laju saham emiten unggas.
Meski demikian, mayoritas saham emiten pakan ternak dan unggas saat ini masih bergerak di zona hijau. Saham JPFA memimpin penguatan dengan melonjak 32,08 persen year-to-date (ytd) ke level Rp1.935 pada akhir perdagangan Jumat (17/9/2021).
Dua informasi yang terkait dengan kenaikan harga jagung pakan itu merupakan bagian dari lima berita pilihan BisnisIndonesia.id sepanjang 24 jam terakhir selain kinerja emiten kabel, percepatan panen tembakau, dan syarat TKDN terkait dengan perpanjangan diskon PPnBM otomotif.
Berikut intisari setiap berita pilihan:
1. Darurat Intervensi Subsidi Jagung Pakan!
Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) menilai intervensi subsidi jagung pakan ternak sangat mendesak untuk segera dieksekusi pemerintah. Subsidi itu diyakini bakal mengurai karut marut ketimpangan yang terjadi antara tingginya biaya produksi dan merosotnya harga telur dari peternak.
Dana untuk intervensi oleh Kementerian Perdagangan dikabarkan sudah siap. Hanya saja, Kementerian Pertanian masih mengecek ketersediaan jagung pakannya.
Ihwal rencana subsidi itu, Kemendag dikabarkan telah menyiapkan anggaran Rp45 miliar untuk pengadaan 30.000 ton jagung dengan harga Rp1.500 per kg kepada peternak di sejumlah sentra produksi.
2. Menakar Laju Saham Emiten Unggas di Tengah Gejolak Harga Jagung
Harga jagung yang menjadi bahan baku pakan ternak tengah mengalami kenaikan. Hal itu pun bakal memengaruhi kinerja dan laju saham emiten unggas.
Mayoritas saham emiten pakan ternak dan unggas sejauh ini masih bergerak di zona hijau. Saham JPFA memimpin penguatan dengan melonjak 32,08% ytd ke level Rp1.935 pada akhir perdagangan Jumat (17/9/2021).
Posisi JPFA disusul oleh saham SIPD yang menguat 23,33% dan MAIN yang naik 10,14% ytd. Adapun saham CPIN naik tipis 3,45% ytd, sedangkan saham WMUU terkoreksi 2,78% sejak listing pada 2 Februari 2021.
3. Kinerja Emiten Kabel Dibayangi Kenaikan Harga Komoditas Logam
Kenaikan harga komoditas, khususnya logam industri, tak melulu mendorong kinerja emiten. Tak sedikit emiten yang harus gigit jari menerima dampak kenaikan harga komiditas.
Bursa Efek Indonesia/Antara
Salah satunya emiten kabel yang tertekan kenaikan harga bahan baku logam industri. Apalagi kenaikan harga terus berlanjut hingga saat ini.
Berdasarkan data dari London Metal Exchange (LME) per Jumat, 19 September 2021, harga komoditas tembaga ditutup pada level US$9.435 per ton.
4. Musim Hujan Mendekat, Panen Tembakau Dipercepat
Pemerintah bakal mengebut serapan tembakau lokal bakal sebelum musim penghujan tiba tahun ini.
Plt. Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika mengatakan jika musim penghujan tiba tetapi tembakau petani belum terserap seluruhnya, kualitas akan menurun dan berdampak pada harga yang merosot.
Dia berharap sebelum musim penghujan tiba, tembakau-tembakau di petani sudah terserap, tentu saja dengan harga yang bagus. Terkait dengan hal itu, panen tembakau bakal dipercepat.
5. Perpanjangan Diskon PPnBM Mobil Perlu Dibarengi Kenaikan Syarat TKDN
Dampak perpanjangan diskon pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) terhadap kendaraan bermotor mulai dirasakan oleh industri komponen otomotif. Namun, perluasan tingkan komponen dalam negeri (TKDN) di sektor tersebut perlu menjadi catatan.
Kebijakan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No 120/2021tentang PPnBM atas Penyerahan Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah berupa Kendaraan Bermotor Tertentu yang Ditanggung Pemerintah Tahun Anggaran 2021.
Beleid tersebut mengatur ketentuan gratis PPnBM untuk mobil dengan isi silinder di bawah 1.500 cc, diskon sebesar 50% untuk mobil dengan isi silinder 1.501-2.500 cc berpenggerak 4x2, dan potongan 25% untuk mobil berkapasitas sama dan berpenggerak 4x4.
Selamat membaca!!