Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tantangan Sulit Gubernur The Fed di Tengah Kekhawatiran Tapering

Gubernur The Fed Jerome Powell dihadapkan pada tantangan untuk menyampaikan tapering tanpa menimbulkan spekulasi berlebih mengenaik kenaikan suku bunga acuan.
Federal Reserve Board Chairman Jerome Powell./ REUTERS - Yuri Gripas
Federal Reserve Board Chairman Jerome Powell./ REUTERS - Yuri Gripas

Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Federal Reserve Jerome Powell bakal menghadapi tantangan komunikasi setelah dia menunjukkan kecenderungan ke arah pengurangan stimulus. Pada saat yang sama, dia juga harus mencegah spekulasi bahwa perubahan tersebut menandakan kenaikan suku bunga.

Dilansir Bloomberg pada Minggu (19/9/2021), pejabat The Fed memberikan sinyal adanya pengurangan pembelian obligasi bulanan atau tapering pada pernyataan kebijakannya yang akan dilakukan pada Rabu pukul 14.00 waktu Washington. Hal ini menjadi keputusan paling signifikan di antara 15 keputusan bank sentral global yang akan dirilis.

Powell harus meyakinkan Amerika bahwa sikap tersebut bukan berarti menaikkan suku bunga. Kepala The Fed ini juga harus menjelaskan prediksi bank sentral ketika para koleganya memprediksi adanya liftoff (kenaikan suku bunga) pada 2022. Dia juga akan menghadapi pertanyaan dari wartawan tentang perdagangan saham 2020 yang memalukan baru-baru ini.

Tugas Powell akan semakin berat di saat Presiden AS Joe Biden tengah mempertimbangkan apakah akan kembali mengangkat dirinya sebagai ketua The Fed di periode selanjutnya. Meskipun Gedung Putih sedang mempertimbangkan untuk memilih Powell kembali, kesepakatan belum tercapai.

Keputusan The Fed menunjukkan kesulitan bagi bank sentral global untuk menentukan apakah pertumbuhan ekonomi cukup kuat untuk pemulihan setelah pandemi dan memperkirakan apakah tekanan inflasi memerlukan pengetatan.

Reaksi global bermacam-macam. Brasil dan Norwegia sudah menunjukkan langkah untuk menaikkan suku bunga. Sementara itu, bank sentral di Jepang, Swiss, dan Inggris termasuk di mungkin akan mempertahankan kebijakan moneternya.

“Pernyataan September kemungkinan akan menjadi pertama kalinya sejak pandemi bahwa FOMC [Komite Pasar Terbuka Federal] menunjukkan rencana untuk mengurangi pembelian aset tahun ini," kata analis Bloomberg, Anna Wong, Andrew Husby dan Eliza Winger.

Adapun di tempat lain, Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) yang berbasis di Paris akan merilis revisi perkiraan ekonomi global pada Selasa.

Pada pekan depan, pemilu akan menentukan kepemimpinan dan arah ekonomi dua negara anggota G7. Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau terlihat unggul dibandingkan dengan rival konservatifnya. Adapun pemungutan suara nasional Jerman berlangsung pada 26 September, mengakhiri 16 tahun kepemimpinan Angela Merkel

Di Asia, Bank of Japan (BOJ) diperkirakan akan merilis detail soal program pinjaman hijau seiring pekan liburan yang dipersingkat. Bank sentral Jepang diperkirakan tidak akan mengubah kebijakannya. Para kandidat perdana menteri tengah ditunggu-tunggu untuk penjabaran kebijakannya mendekati pemilihan pemimpin partai yang berkuasa pada 29 Septemberi.

Di Australia, pidato Asisten Gubernur Reserve Bank of Australia Michele Bullock akan menjelaskan lebih lanjut guna menjawab kekhawatiran atas sistem keuangan akibat pandemi. Risalah pertemuan terbaru bank mungkin akan banyak meperdebatkan soal rencana tapering sehubungan dengan lockdown yang diperpanjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper