Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut Presidensi G20 oleh Indonesia bisa sumbang penambahan PDB sebesar Rp7,47 triliun.
Hal itu disampaikannya pada Konferensi Pers Menuju Presidensi Indonesia Tahun 2022 secara virtual, Selasa (14/9/2021). Airlangga ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo untuk menjadi salah satu panitia nasional penyelenggara Presidensi G20 yang dimulai 1 Desember mendatang.
Secara agregat, Airlangga memprediksi keuntungan yang didapatkan oleh Indonesia dari peran tersebut akan melebihi efek dari penyelenggaraan pertemuan IMF-World Bank pada 2018 silam, hingga dua kali lipat besarnya.
"Di aspek ekonomi, beberapa manfaat langsung adalah peningkatan konsumsi domestik yang diperkirakan bisa mencapai Rp1,7 triliun, penambahan PDB hingga Rp7,47 triliun, dan pelibatan tenaga kerja sekitar 33.000 di berbagai sektor," jelasnya secara virtual, Selasa (14/9/2021).
Pasalnya, Presidensi G20 yang akan diemban oleh Indonesia akan berjalan selama 1 (satu) tahun lamanya. Selama periode tersebut, akan ada 150 pertemuan dan side event berbentuk working group tingkat Sherpa dan Finance, pertemuan setingkat menteri, hingga Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang akan dihadiri oleh kepala negara/pemerintahan.
Di sisi kehadiran, Airlangga mengatakan jumlah delegasi per pertemuan sekitar 500 sampai dengan 5.800 orang per event sepanjang tahun, dan dilakukan secara hybrid dengan mempertimbangkan kondisi pengendalian Covid-19.
Baca Juga
Selain itu, Airlangga mengatakan bahwa Presidensi G20 yang akan dimulai 2 (bulan) lagi ini bisa dijadikan momentum untuk menunjukkan keberhasilan reformasi struktural seperti UU Cipta Kerja dan Sovereign Wealth Fund (SWF).
"Tentunya ini akan mendorong confidence dari investor global untuk percepatan pemulihan ekonomi dan mendorong kemitraan global yang saling menguntungkan," jelasnya.
Airlangga menjelaskan bahwa melalui Presidensi G20, Indonesia akan mendorong koordinasi kebijakan global yang berkontribusi terhadap tata kelola dunia yang seimbang, membuat G20 adaptif terhadap krisis, memperjuangkan kepentingan nasional di forum global termasuk isu transformasi digital dan ekonomi inklusif.
Sebelumnya, Indonesia dipilih sebagai Presidensi G20 Tahun 2022 sesuai penetapan pada Konferensi Tingkat Tinggi G20 ke-15 di Riyadh, Arab Saudi. Pada KTT di Roma, Italia, Presiden Joko Widodo akan menerima tongkat estafet kepemimpinan G20 dari PM Italia secara resmi, 30-31 Oktober mendatang.