Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif membeberkan 6.500 delegasi bakal datang ke Indonesia selama perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi G20 (KTT G20) tahun depan.
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenparekraf Rizki Handayani mengatakan momen itu bakal meningkatkan perekonomian nasional secara langsung dan tidak langsung. Pemerintah dinilai dapat memperoleh investasi dan meraup pendapatan dari sisi pengeluaran delegasi selama kegiatan KTT G20 di Tanah Air.
“Jumlah pengeluaran delegasi selama kegiatan baik yang didapatkan oleh perhotelan, venue, restoran, vendor, organizer, industri UMKM, tour dan travel, atraksi wisata, dan lainnya,” kata Kiki sapaan karibnya kepada Bisnis, Minggu (12/9/2021).
Berdasarkan catatan Kemenparekraf, Presidensi G20 2022 itu bakal mendatangkan wisatawan mancanegara dari 20 negara anggota, organisasi internasional dan negara undangan dengan estimasi sekitar 6.500 delegasi yakni 38 pemimpin dunia, 60 menteri pendamping dan 6.000 pers.
Kiki mengatakan KTT G20 dapat menjadi momentum pembukaan kembali tujuan wisata di Indonesia selain peningkatan kerja sama dan investasi dengan negara anggota.
“Saat ini Kemenparekraf masih dalam tahap proses penyiapan alokasi APBN untuk mendukung penyelenggaraan G20 yang tentunya bersifat kondisional dengan tetap memperhatikan berbagai pertimbangan pertimbangan penting terkait lainnya,” kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Indonesia menjadi tuan rumah KTT G20 pada 2022. Rencananya perhelatan internasional itu mengambil lokasi di Bali.
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati mengatakan KTT G20 yang akan digelar di Pulau Dewata akan menguntungkan. Pasalnya, dalam setiap gelaran konferensi internasional, pemerintah pusat akan memberikan perhatian lebih terhadap infrastruktur di Bali.
Contohnya, ketika Konferensi Tingkat Tinggi APEC 2013 di gelar di Bali, pemerintah pusat merealisasikan pembanguna Tol Laut Bali Mandara. Begitu juga pada gelaran pertemuan IMF-WB 2018 di Bali juga dibangun underpass Simpang Dewa Ruci.
"G20 karena kami baru dapat kabar gembira, pengalaman kami [untuk] APEC dibangun tol, IMF dapat underpass," katanya, Selasa (23/2/2021).
Menurutnya, Bali masih mencari peluang pembangunan infrastruktur yang dapat mendukung perekonomian. Saat ini, Bali tengah mendorong realisasi pembangunan tol Jembrana-Denpasar, dan shortcut Buleleng.
Selain kedua proyek itu, Cok Ace menilai ada infrastruktur lain yang bisa ditingkatkan di Bali untuk mendukung penyelenggaraan KTT G20, seperti infrastruktur yang mampu memecah kemacetan di Sanur maupun daerah Suwung.