Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Demi Pemulihan, PHRI Minta Suku Bunga Bank Dipangkas jadi 4 Persen

PHRI menilai dengan suku bunga 10 persen seperti kondisi sebelum pandemi Covid-19, pelaku usaha perhotelan dan restoran tidak akan kuat mengangsur pembayaran kredit.
Salah satu pengunjung Misliana Hotel di Toraja Utara, Sulawesi Selatan. /Antara Foto-Nur Suhra Wardyah
Salah satu pengunjung Misliana Hotel di Toraja Utara, Sulawesi Selatan. /Antara Foto-Nur Suhra Wardyah

Bisnis.com, JAKARTA — Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) meminta pemerintah memotong suku bunga bank menjadi 4 persen menjelang perhelatan internasional Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 tahun depan.  

Wakil Ketua Umum PHRI Bidang Restoran Emil Arifin beralasan permintaan itu untuk memastikan pemulihan ekonomi pada sektor pariwisata berlanjut hingga gelaran internasional tersebut. 

“Kita diberikan bunga yang rendah dikasih 3 atau 4 persen selama lima tahun minimal, karena kalau masih 10 persen seperti sebelum pandemi pasti tutup perusahaannya lalu dipailitkan tidak fair itu,” kata Emil melalui sambungan telepon kepada Bisnis, Kamis (9/9/2021). 

Belakangan, Emil mencontohkan, sejumlah perusahaan pailit dan banyak hotel di berbagai daerah dijual lantaran tidak mampu membayar tagihan bank. 

Berdasarkan data Sistem Informasi Penelusuran Perkara Pengadilan Negeri hingga Agustus 2021 tercatat sebanyak 1.298 permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) dan Pailit di lima pengadilan niaga selama tiga semester terakhir. 

“Kalau mau memeriahkan G20, hotel, restoran bisa jalan suku bunganya dikasi 4 persen. Desember nanti kalau keadaanya seperti ini sudah habis semua, kalau kita sudah mati dihidupkan susah,” kata dia. 

Seperti diberitakan sebelumnya, Indonesia  menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada 2022. Rencananya perhelatan internasional itu mengambil lokasi di Bali.

Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati mengatakan KTT G20 yang akan digelar di Pulau Dewata akan menguntungkan. Pasalnya, dalam setiap gelaran konferensi internasional, pemerintah pusat akan memberikan perhatian lebih terhadap infrastruktur di Bali. 

Contohnya, ketika Konferensi Tingkat Tinggi APEC 2013 di gelar di Bali, pemerintah pusat merealisasikan pembangunan Tol Laut Bali Mandara. Begitu juga pada gelaran pertemuan IMF-WB 2018 di Bali juga dibangun underpass Simpang Dewa Ruci.

"G20 karena kami baru dapat kabar gembira, pengalaman kami [untuk] APEC dibangun tol, IMF dapat underpass," katanya, Selasa (23/2/2021).

Menurutnya, Bali masih mencari peluang pembangunan infrastruktur yang dapat mendukung perekonomian. Saat ini, Bali tengah mendorong realisasi pembangunan tol Jembrana-Denpasar, dan shortcut Buleleng. 

Selain kedua proyek itu, Cok Ace menilai ada infrastruktur lain yang bisa ditingkatkan di Bali untuk mendukung penyelenggaraan KTT G20, seperti infrastruktur yang mampu memecah kemacetan di Sanur maupun daerah Suwung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper