Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Oleokimia Diramal Lampaui 4 Juta Ton Tahun Depan

Oleokimia menjadi produk sawit yang paling banyak diekspor setelah refined, bleached, and deodorized (RBD) oil.
Oleokimia produksi Indonesia diyakini terus bertumbuh./Istimewa
Oleokimia produksi Indonesia diyakini terus bertumbuh./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Ekspor produk oleokimia Indonesia diprediksi melampaui 4 juta ton pada 2021 didorong oleh berlanjutnya permintaan dari industri pengguna di luar negeri.

Ketua Umum Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (Apolin) Rapolo Hutabarat menjelaskan ekspor oleokimia telah menunjukkan tren kenaikan sebelum pandemi. Ekspor pada 2018 tercatat berjumlah 2,75 juta ton dan pada 2019 menjadi 3,27 juta ton.

“Pada 2020 volume ekspor 3,87 juta ton. Untuk 2021 kami estimasi volume ekspor berkisar di atas 4 juta ton dengan nilai US$3,8 miliar jika berkaca pada kinerja Januari sampai Juli 2021,” kata Rapolo dalam diskusi daring, Kamis (9/9/2021).

Rapolo mengemukakan kebutuhan produk oleokimia sangat luas yang mencakup kebutuhan industri kosmetik, industri kesehatan, pangan, dan pestisida. Kebutuhan yang luas ini diikuti pula dengan kemampuan produksi Indonesia yang meningkat.

“Industri oleokimia tumbuh pesat, dari hanya 6 perusahaan pada 1995 menjadi 11 perusahaan pada 2021 ini. Kapasitas nasional 11,3 juta ton per tahun,” kata dia.

Dari kapasitas produksi yang tinggi ini, data Gapki menunjukkan bahwa sebagian besar oleokimia dikirim ke pasar ekspor. Sepanjang 2020, konsumsi domestik berada di angka 1,69 juta ton. Sepanjang semester I/2021, konsumsi domestik berjumlah 1,04 juta ton, naik signifikan dibandingkan dengan semester I/2020 yang hanya 674.000 ton.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan Kementerian Perdagangan Asep Asmara menjelaskan oleokimia menjadi produk sawit yang paling banyak diekspor setelah refined, bleached, and deodorized (RBD) oil.

“Selama Januari sampai Juli 2021, ekspor produk sawit didominasi RBD oil dengan kontribusi 67 persen, kemudian disusul dengan oleokimia sebesar 19 persen,” kata Asep.

Dalam 5 tahun terakhir, nilai ekspor oleokimia menunjukkan tren pertumbuhan positif 9,57 persen, dari US$2,61 miliar pada 2016 menjadi US$3,94 miliar pada 2021. Volume ekspor juga cenderung  naik, rata-rata 17,22 persen per tahun dari 3,42 juta ton menjadi 5,76 juta ton menurut data yang dihimpun Kemendag.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper