Bisnis.com, JAKARTA – PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) memastikan terus mengikuti perkembangan pasar dengan menjalankan kegiatan operasi sesuai rencana seiring kenaikan harga batu bara acuan (HBA) September 2021 yang mencapai US$150,03 per ton.
Head of Corporate Communication Division PT Adaro Energy Tbk. Febriati Nadira mengatakan bahwa kegiatan operasional di tambang milik perusahaan akan berjalan sesuai rencana tanpa perubahan apapun meski harga batu bara terus meningkat.
“[Adaro Energy] terus berfokus untuk mempertahankan margin yang sehat dan kontinuitas pasokan ke pelanggan,” katanya kepada Bisnis, Selasa (7/9/2021).
Lebih lanjut, dia menuturkan, target produksi batu bara perusahaan tambang tersebut juga tidak akan berubah dari rencana awal, yakni 52–54 juta ton pada 2021. Target itu berbeda tipis dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya yang mencapai 54,53 juta ton.
Menurutnya, Adaro terus memaksimalkan upaya untuk fokus terhadap keunggulan operasional bisnis inti dengan meningkatkan efisiensi dan produktivitas operasi, menjaga kas, serta mempertahankan posisi keuangan yang solid di tengah pandemi.
Di sisi lain, PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) menanggapi positif kenaikan harga batu bara acuan. Perusahaan tambang itu juga akan meningkatkan produksi hingga 30 juta ton sepanjang tahun ini.
Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Apollonius Andwie C. mengatakan bahwa kenaikan tersebut merupakan sinyal positif atas kondisi ekonomi global. Dia menilai, sentimen itu menandakan kebangkitan industri dari pandemi Covid-19.
“PTBA menargetkan produksi batu bara menjadi 30 juta ton di tahun ini,” katanya kepada Bisnis, Selasa (7/9/2021).