Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi membeberkan negosiasi Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Emirat Arab berpotensi untuk memperlebar ekspor ke sejumlah negara non-tradisional yang relatif sulit dijangkau pasar internasional.
Lutfi menegaskan perluasan dagang pada sejumlah negara non tradisional itu realistis berdasarkan pada hubungan kerjasama antarnegara yang relatif baik belakangan ini.
“Saya ingin pakai ini [I-AUE CEPA] untuk negara-negara sulit seperti negara Syiria, Libia negara-negara di Stan Country itu. Mereka belum pakai sekarang,” kata Lutfi kepada Bisnis selepas peluncuran perundingan I-AUE CEPA putaran pertama di Bogor, Kamis (3/9/2021).
Lewat I-AUE CEPA, Lutfi berkelakar dirinya bakal mengirim produk ekspor kelapa sawit ke negara nontradisional itu untuk mendominasi pasar di sejumlah negara di kawasan tersebut.
“Saya ajarin mereka pakai kelapa sawit, begitu mereka pakai kelapa sawit gak bisa belok lagi, begitu mereka makan ini saya cobain semua ini,” kata dia.
Belakangan Lutfi membeberkan I-AUE CEPA itu diharapkan dapat mendongkrak nilai dagang dua negara hingga lima kali lipat dari realisasi tahun lalu. Saat itu, total perdagangan Indonesia–UEA tercatat sebesar US$2,93 miliar. Total ekspor Indonesia ke UEA pada 2020 senilai US$1,24 miliar, sedangkan impor Indonesia dari UEA tercatat senilai US$1,68 miliar.
“Mestinya kalau kita bisa memanfaatkan negara itu sebagai negara transit, kita bisa menaikkan hingga lima kali lipat nilai perdagangan [Indonesia-UEA],” kata dia.
Menyitir data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah otoritas perdagangan, nilai perniagaan Indonesia dan UEA per semester I/2021 mencapai US$1,86 miliar.
Pada periode tersebut, ekspor Indonesia ke UEA tercatat sebesar US$0,85 miliar. Impor Indonesia dari UEA tercatat sebesar US$1 miliar.
Adapun, komoditas ekspor utama Indonesia ke UEA mencakup minyak sawit, perhiasan, tabung dan pipa besi, mobil dan kendaraan bermotor, serta kain tenun sintetis.
Sebaliknya, komoditas impor utama Indonesia dari UEA di antaranya produk setengah jadi besi atau baja, hidrokarbon acyclic, aluminium tidak ditempa, logam mulia koloid, dan polimer propilena.