Bisnis.com, JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menjadi andalan dalam upaya peningkatan produksi minyak bumi di dalam negeri untuk mengejar target 1 juta barel minyak per hari pada 2030.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan bahwa salah satu strategi untuk mencapai target 1 juta barel minyak per hari adalah mengandalkan teknologi enhanced oil recovery (EOR).
Menurut dia, SKK Migas akan lebih cermat dalam memilih lapangan mana saja yang akan menerapkan EOR untuk meningkatkan produksi. Nantinya, EOR juga akan dilaksanakan melalui empat tahapan, yakni field trial, pilot project, POD-FEED-FID, dan procurement.
“[Blok] Rokan akan menjadi harapan yang terbesar sampai 2030,” ujar Dwi dalam acara IPA Convex 2021, Rabu (1/9/2021).
Berdasarkan data SKK Migas, terdapat tujuh dari 23 kandidat lapangan yang akan menerapkan EOR berada di Blok Rokan.
Ketujuh lapangan migas di Blok Rokan yang akan menerapkan EOR itu adalah Lapangan Minas, Bangko, Duri Ring, Rantau Bais, Bekasap, Kulin, dan Balam South.
“Jadi fokus kami adalah Wilayah Kerja Rokan seperti yang kami sebutkan fase 1 itu adalah Desember 2021, dan kalau ini tidak disetujui Desember 2021 mungkin ada delay dan mempengaruhi produksi 2030,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan bahwa pembentukan subholding dalam organisasi perseroan akan membuat kegiatan di sektor hulu migas menjadi lebih efisien dan ringkas.
Nicke menjelaskan, pihaknya menerapkan tiga strategi utama yang salah satunya adalah mengelola aset existing untuk menjaga dan meningkatkan produksi dari lapangan migas yang dikelola perusahaan.
Menurutnya, Pertamina kan menjaga level produksi dari lapangan-lapangan existing, mempercepat sumber daya menjadi produksi, dan mendorong penerapan proyek EOR, serta melakukan eksplorasi melalui data yang telah ada.
“Dengan portofolio yang kuat, kami siap memberikan kontribusi kuat untuk target 1 juta barel per hari,” ucapnya.