Bisnis.com, JAKARTA - Salah satu kritikus global terkemuka dari "taper tantrum" Federal Reserve 2013 kini khawatir bahwa penarikan stimulus moneter secara bertahap atau tapering akan berlangsung terlalu lambat.
"The Fed berpikir sudah waktunya untuk memperlambat proses pengetatan, terutama mengingat kekuatan disinflasi jangka panjang seperti penuaan, otomatisasi dan globalisasi," kata Raghuram Rajan ekonom Universitas Chicago dan mantan gubernur Reserve Bank of India, dilansir Bloomberg, Selasa (31/8/2021).
Namun, lanjutnya, dibandingkan dengan setelah krisis keuangan global 2009, ada satu perbedaan besar pascapandemi, yaitu jumlah pengeluaran fiskal yang sangat besar.
Kekhawatiran Rajan adalah jika The Fed tidak sepenuhnya memperhitungkan kekuatan baru ini, mereka mungkin berada di belakang kurva dan itu mungkin memerlukan pengetatan yang lebih kuat.
Masa jabatan Rajan sebagai kepala RBI dari 2013 hingga 2016 bertepatan dengan penghapusan akomodasi The Fed, yang menghantam pasar negara berkembang sangat keras karena volatilitas mata uang melonjak dan investor asing menarik uangnya.
Kali ini, ketika Gubernur The Fed Jerome Powell terus menekankan langkah pengurangan bertahap, pasar negara berkembang masih khawatir tentang perubahan sikap yang tiba-tiba sementara mereka juga memiliki jauh lebih sedikit ruang untuk menunggu dan mengawasi daripada Fed mengingat mereka memiliki lebih sedikit kredibilitas dan ruang kebijakan.
Baca Juga
Peringatan Rajan bahwa bahaya yang lebih besar bagi ekonomi global adalah pengetatan The Fed terlalu lambat, dan harus menebusnya dengan kecepatan yang lebih tidak stabil nanti.