Bisnis.com, JAKARTA - Zoom Video Communications Inc. memperkirakan perolehan penjualan yang jauh dari perkiraan beberapa analis. Hal itu meningkatkan kekhawatiran bahwa perusahaan akan kesulitan mempertahankan pertumbuhan pendapatan yang cepat seiring dengan meredanya pandemi dan kembalinya para pekerja ke kantor.
Perusahaan yang berbasis di San Jose, California itu mengatakan pendapatan akan menjadi sekitar US$1,02 miliar pada kuartal III/2021, dan US$ 4,01 miliar sepanjang tahun ini.
Menurut data yang dikumpulkan Bloomberg, analis memperkirakan pendapatan kuartalan sebanyak US$ 1,06 miliar dan penjualan tahunan sebanyak US$4,08 miliar.
Dengan banyak sekolah dimulai kembali secara langsung, kantor dibuka kembali di beberapa bagian dunia, dan persaingan yang meningkat dari perusahaan seperti Microsoft Corp. dan Google Alphabet Inc., investor khawatir hari-hari pertumbuhan kuat Zoom telah berakhir.
Chief Executive Officer Eric Yuan sedang mencari cara untuk mengimbanginya. Perusahaan bulan lalu setuju untuk mengakuisisi Five9 Inc. senilai US$ 14,7 miliar untuk memperluas pasar perangkat lunak pusat panggilan, dan Zoom telah menambahkan produk premium seperti sistem telepon berbasis cloud.
"Masalah utama adalah seberapa cepat bisnis melambat," kata Pat Walravens, seorang analis di JMP Securities, dilansir Bloomberg, Selasa (31/8/2021).
Baca Juga
Sebelumnya, pendapatan Zoom naik 369 persen pada kuartal keempat fiskal 2020, 191 persen pada kuartal pertama tahun ini dan 54 persen dalam tiga bulan kedua 2021. Perkiraan perusahaan menunjukkan penjualan dapat meningkat hanya 15 persen pada kuartal keempat.
"Gambaran yang lebih besar, banyak orang sudah membeli solusi konferensi video inti, jadi sekarang pertanyaannya adalah apa lagi yang bisa dijual Zoom kepada pelanggannya?” kata Walravens.
Penjualan tercatat sebesar US$ 1,02 miliar pada kuartal kedua fiskal, dibandingkan dengan perkiraan rata-rata analis US$990,2 juta. Laba, tidak termasuk beberapa item sebesar US$1,36 per saham. Analis memproyeksikan US$1,16.
Laba bersih US$316,9 juta, atau $1,04 per saham, dibandingkan dengan US$185,7 juta, atau 63 sen, pada periode tahun lalu.
Zoom tidak menambahkan banyak pelanggan besar seperti yang diperkirakan para analis. Perusahaan mengatakan memiliki 504.900 klien dengan lebih dari 10 karyawan, naik 36 persen dari tahun sebelumnya. Analis memperkirakan 509.316.
Zoom memperoleh 87 persen lebih banyak dari pelanggan tersebut, dari tahun ke tahun, pada kuartal sebelumnya.
Saham perusahaan turun ke level terendah US$305,20 dalam perdagangan yang diperpanjang setelah ditutup pada US$347,50. Sebelumnya, saham Zoom melonjak hampir lima kali lipat pada 2020, hanya naik 3 persen sepanjang tahun ini.