Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Berantas Rentenir, Koperasi Bisa Jadi Alternatif Pembiayaan Usaha Mikro

Sejak pandemi hadir pertama kali tahun lalu, muncul kekhawatiran koperasi bakal berjatuhan, pendapatan masyarakat dan omzet turun, karena anggotanya banyak menarik tabungan.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki./Antara-Sigid Kurniawan
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki./Antara-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) menyatakan komitmennya dalam memberantas praktik rentenir maupun pinjaman atas nama koperasi ilegal. Untuk itu, Kemenkop UKM terus memperkuat koperasi sebagai alternatif pembiayaan bagi usaha mikro.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menegaskan koperasi bisa menjadi alternatif pembiayaan bagi usaha mikro, mengingat jumlah koperasi di Indonesia cukup besar.

“Kami sedang melirik koperasi bisa menjadi mitra usaha mikro dalam mendapatkan pembiayaan," ucap Teten dikutip dari siaran pers saat memberi sambutan peresmian Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) atau Baitul Mal wa Tamwil (BMT) Beringharjo di Kantor Bupati Kulonprogo, Yogyakarta, Sabtu (28/8/2021).

Mengutip data survei BRI dan PNM baru-baru ini, ada 30 juta usaha mikro yang belum terhubung ke lembaga keuangan formal. Meskipun pemerintah telah menyediakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) tanpa agunan dengan plafon hingga Rp100 juta, kenyataan di lapangan bank penyalur kredit seringkali tetap meminta agunan.

"Karena itu rentenir hadir. Cara kerja mereka yang progresif dengan bunga yang mencekik meskipun cepat, namun tetap saja ini merugikan. Di sini kami melihat koperasi sebagai alternatif pembiayaan murah dan mudah," imbuhnya.

Dia mengakui sejak pandemi hadir pertama kali tahun lalu, muncul kekhawatiran koperasi bakal berjatuhan, pendapatan masyarakat dan omzet turun, karena anggotanya banyak menarik tabungan. Namun dia menyebutkan koperasi mampu bertahan hingga kini.

"Dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) salah satunya kami menyuntikkan modal ke koperasi-koperasi, terutama Koperasi Simpan Pinjam (KSP). Alhamdulillah sampai hari ini tak terjadi kekhawatiran itu. Program PEN tepat sasaran. Kalaupun ada yang gagal bayar bukan karena Covid-19, tapi karena salah urus," jelas Teten.

Sejak awal pandemi, tak banyak bank yang berani memberikan pinjaman ke usaha mikro sehingga pelaku mikro kesulitan mengajukan tambahan pinjaman. Karena itu, Kemenkop UKM mengusulkan usaha mikro yang tak punya tambahan modal bisa mengakses lewat KUR atau KSP.

"Apalagi penyebaran KSP di Indonesia cukup baik. Ada di seluruh Indonesia. Koperasi bukan hanya sekadar alternatif penyaluran pembiayaan mikro, koperasi penting di struktur ekonomi kita," tambahnya.

Terkait hal tersebut, Ketua BMT Beringharjo Mursida Rambe mengatakan rentenir menjadi persoalan yang sangat penting terutama bagi para pedagang di pasar tradisional. Untuk itu, BMT Beringharjo memberikan bantuan tunai kepada 100 orang pedagang Pasar Wates yang terkena dampak pandemi dan rentenir.

"Kami memiliki model bagaimana mendampingi para pedagang yang terjerat rentenir ini," imbuh Mursida di kesempatan yang sama.

Saat pandemi Covid-19, BMT Beringharjo mendapatkan dana PEN sebesar Rp50 miliar dan saat ini sudah terserap habis. Menurut Mursida, banyak anggota yang menarik tabungannya selama pandemi dengan total penarikan dana di BMT Beringharjo mencapai Rp20 miliar.

Ia merasakan manfaat dari bantuan dari KemenKopUKM lewat LPDB-KUMKM dengan suntikan dana sehingga BMT bisa terus berjalan.

“Kami tetap memberikan pembiayaan ke pelaku usaha mikro di sektor yang tetap tumbuh, bahkan omzetnya meningkat saat pandemi," jelasnya.

Mursida menambahkan, kolaborasi dan gotong royong berbagai pihak memang sangat dibutuhkan dan terus dikembangkan bagi usaha mikro. Hingga kini, BMT Beringharjo memiliki 18 kantor cabang dan tersebar di 52 pasar tradisional di seluruh Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper