Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hutama Karya Belum Akan Gunakan Aspal Plastik di Trans Sumatra

Balai Pusat Jalan dan Jembatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menguji aspal plastik berbahan baku kantong plastik pada 2018. Adapun, sampah plastik yang digunakan berukuran sekitar 4,75 milimeter dengan tebal maksimal 70 mikron.
Gerbang Tol Blang Bintang. PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) terus berupaya menjalankan mandat pemerintah untuk menyelesaikan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sepanjang 2.765 km. /Hutama Karyann
Gerbang Tol Blang Bintang. PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) terus berupaya menjalankan mandat pemerintah untuk menyelesaikan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sepanjang 2.765 km. /Hutama Karyann

Bisnis.com, JAKARTA — PT Hutama Karya (Persero) menyatakan belum memiliki rencana untuk menggunakan aspal plasti dalam konstruksi Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS).

EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo mengatakan penerapan teknologi aspal plastik merupakan upaya pemerintah dalam mengurangi limbah kantong plastik. Adapun, lanjutnya, perseroan mendukung penuh inovasi tersebut.

"[Namun,] pada JTTS, Hutama Karya belum menerapkan penggunaan aspal plastik. Proses perencanaan dan pembangunannya, jalan tol memiliki standar khusus tersendiri," katanya kepada Bisnis, Rabu (25/8/2021).

Tjahjo mengatakan penggunaan aspal plastik memiliki tingkat perkerasan yang baik. Selain itu, aspal plastik tidak mudah meninggalkan jejak roda.

Balai Pusat Jalan dan Jembatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menguji aspal plastik berbahan baku kantong plastik pada 2018. Adapun, sampah plastik yang digunakan berukuran sekitar 4,75 milimeter dengan tebal maksimal 70 mikron.

Pencampuran konten plastik sebesar 5 persen pada agregat panas terbukti meningkatan stabilitas menjadi 1.428 kilogram dab Marshal Quotient menjadi 401.9 kilogram per milimeter. Artinya, penambahan sampah plastik sebesar 5 persen pada aspal dapat meningkatkan stabilitas dan kekuatan jalan hingga 40 persen.

Namun demikian, Direktur Bina Teknik Jalan dan Jembatan Kementerian PUPR Nyoman Suayarna menilai penggunaan aspal plastik dari sampah plastik memiliki risiko retak yang tinggi.

Nyoman menjelaskan hal tersebut disebabkan oleh karakteristik produsi kantong plastik yang berbahan baku plastik daur ulang. Alhasil, risiko homogenitas pada sampah plastik cukup tinggi.

"Secara prinsip bisa dipakai. Spesifikasi [penggunaanya] sudah ada, kontraknya ada, teknologinya siap. Tapi, ini sekali lagi isunya lingkungan, bukan untuk memperkuat jalan," katanya.

Walakin, Nyoman mengatakan pihaknya telah berinovasi untuk memperkuat jalan nasional menggunakan plastik. Secara spesifik, Nyoman telah mencampurkan polimer berupa plastomer sintetis pada aspal, yankni styrene butadine styrene (SBS).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Andi M. Arief
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper