Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Persentase Pertumbuhan Properti Indonesia Tertinggi di Asia Pasifik

Di tengah kondisi perekonomian yang masih tertekan akibat pandemi virus corona jenis Covid-19, ternyata persentase bisnis properti Indonesia menjadi yang tertinggi di Asia Pasifik.
Keelokan wajah properti Jakarta./Antara/Indrianto Eko Suwarso
Keelokan wajah properti Jakarta./Antara/Indrianto Eko Suwarso

Bisnis.com, JAKARTA – Volume transaksi real estat Indonesia mencatatkan persentase tertinggi sepanjang semester pertama tahun ini di Asia Pasifik serta kedua tertinggi pada kuartal II setelah India.

Menurut Real Capital Analytics (RCA) dalam laporan Asia Pacific Capital Trends yang dikutip Mingtiandi, selama semester I/2021, volume transaksi properti Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia Pasifik yakni 138 persen dibandingkan dengan periode yang sama 2020 (year-on-year/yoy).

Khusus untuk kuartal II/2021, persentase volume transaksi real estat Indonesia menjadi yang kedua tertinggi di kawasan tersebut setelah India. Sepanjang April hingga Juni 2021, pertumbuhan volume transaksi properti di Indonesia tercatat 308 persen, hanya kalah dari India yang mencapai 466 persen.

Akan tetapi, dari sisi volume transaksi, baik sepanjang 6 bulan pertama maupun kuartal II tahun ini, Indonesia menempati peringkat ke-10.

Nilai Transaksi Properti di Asia Pasifik

Negara/Area

Q2/21 Volume (US$ miliar)

yoy (%)

H1/21 Volume (US$ miliar)

yoy (%)

1

China Daratan

12,4

6

22,1

9

2

Australia

8,1

45

12,5

46

3

Jepang

5,5

-47

16,4

-31

4

Korea Selatan

5,5

36

11,2

11

5

Singapura

3,0

58

4,7

-35

6

Hong Kong

2,7

79

4,3

62

7

India

1,1

466

2,4

4,7

8

Taiwan

1,0

103

2,4

8,6

9

Selandia Baru

0,3

26

0,5

-28

10

Indonesia

0,3

309

0,3

138

Negara-negara lain

0,4

80

0,8

-11

Total

40,3

11

77,6

8

 Sumber: RCA

RCA, yang berpusat di New York, Amerika Serikat, dengan kantor tersebar di San Jose, London, dan Singapura, menyebutkan volume transaksi bisnis real estat di Indonesia selama 6 bulan pertama tahun ini sebesar US$300 juta (Rp4,31 triliun).

Namun, terdapat catatan tersendiri atas analisis RCA yang menampilkan jumlah US$300 juta itu tak berubah pada kuartal II dengan semester I. Artinya, RCA tidak mencatatkan volume transaksi real estat untuk Indonesia pada 3 bulan pertama 2021.

Dengan mencermati hal itu, sangat boleh jadi, angka-angka yang mereka sajikan untuk Indonesia itu seharusnya lebih besar lagi.

Secara keseluruhan di Asia Pasifik, China masih teratas dalam transaksi bisnis real estat baik untuk kuartal II maupun semester I tahun ini.

Pada kuartal II dengan investasi properti senilai US$12,4 miliar, naik 6 persen yoy. China, bahkan belum memasukkan Hong Kong, wilayah khusus negara tersebut, menurut RCA, juga menjadi yang teratas di pasar properti Asia Pasifik sepanjang semester pertama tahun ini.

Pemerintah China pada pertengahan Oktober tahun lalu membuat kebijakan Tiga Garis Merah yang membatasi pinjaman baru untuk pengembang properti yang dianggap telah memiliki utang terlalu besar.

Langkah itu mempercepat kemunculan China sebagai pasar investasi properti teratas di kawasan itu dengan mendorong penjualan aset yang dulu tak tersentuh, ungkap RCA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper