Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kawasan Industri di Kalimantan Timur Bakal Diresmikan Oktober Tahun Ini

Adapun, total investasi yang bisa dihimpun dalam kawasan tersebut akan mencapai US$100 miliar. Luhut memproyeksikan pengembangan kawasan industri di Tanah Kuning akan memakan waktu sekitar 10 tahun.
Menko Maritimvest Luhut Binsar Pandjaitan saat diwawancara dalam podcast Deddy Corbuzier/Tangkapan layar Youtube Deddy Corbuzier.
Menko Maritimvest Luhut Binsar Pandjaitan saat diwawancara dalam podcast Deddy Corbuzier/Tangkapan layar Youtube Deddy Corbuzier.

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut, pemerintah berencana meresmikan kawasan industri baru pada Oktober 2021 nanti.

Luhut mengatakan bahwa kawasan industri tersebut adalah Kalimantan Timur Industrial Park di Tanah Kuning, Kalimantan Timur, seluas 12.500 hektare.

“Kawasan industri Tanah Kuning berada di jalur kepulauan yang sangat strategis. Saya sudah minta tim siapkan peresmian, karena sudah ada arahan Presiden kemarin,” katanya dalam diskusi Rakerkonas Apindo 2021, Selasa (24/8/2021).

Menurut Luhut, dua potensi penyewa yang akan masuk di kawasan industri tersebut adalah Fortescue Futures Industries dengan investasi US$12 miliar, dan Tsingshan Group US$30 miliar.

Adapun, total investasi yang bisa dihimpun dalam kawasan tersebut akan mencapai US$100 miliar. Luhut memproyeksikan pengembangan kawasan industri di Tanah Kuning akan memakan waktu sekitar 10 tahun.

Luhut juga menjelaskan, kawasan industri itu juga diharapkan akan didukung oleh pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Sungai Kayan yang baru dikembangkan di Kalimantan Utara. Kapasitas PLTA tersebut diharapkan mencapai 9.000 megawatt (MW).

“Akan ada industri petrokimia dan macam-macam yang bisa masuk di sana. Selain itu, di Kaltara [Kalimantan Utara] juga akan dibangun Sintesis Amonia hijau untuk pembangunan industri petrokimia yang jauh lebih besar dari Singapura punya. Ini akan jadi kemenangan kita dari banyak negara, dan kita tidak perlu impor lagi,” jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ipak Ayu
Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper