Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kekurangan Chip dan Lonjakan Virus di Asia Tenggara, Toyota Pangkas Produksi

Toyota mengatakan penyesuaian akan dilakukan pada operasi produksi pabrik untuk kendaraan yang telah selesai di Jepang karena kekurangan suku cadang akibat penyebaran Covid di Asia Tenggara. Produksi bulan depan dipatok sebanyak 360.000.
Aktivitas di pabrik mobil Toyota di Jepang. ANTARA/Toyota
Aktivitas di pabrik mobil Toyota di Jepang. ANTARA/Toyota

Bisnis.com, JAKARTA - Saham Toyota Motor Corp merosot sebanyak 4,7 persen karena memburuknya kekurangan chip membuat produsen mobil nomor satu dunia itu menangguhkan produksi selama beberapa hari di hampir semua pabriknya di Jepang bulan depan, memaksa pemotongan 40 persen dalam rencana produksi.

Dilansir Bloomberg, Kamis (19/8/2021) dalam sebuah pernyataan, perusahaan mengatakan penyesuaian akan dilakukan pada operasi produksi pabrik untuk kendaraan yang telah selesai di Jepang karena kekurangan suku cadang akibat penyebaran Covid di Asia Tenggara. Produksi bulan depan dipatok sebanyak 360.000.

Sekitar 26 lini di 14 pabrik di Jepang akan terpengaruh dan berdampak pada produksi model dari RAV4 hingga Corolla, Prius, Camry dan Lexus RX. Itu merupakan pukulan bagi setiap pabrik yang dimiliki Toyota di seluruh negeri, kecuali satu pabrik.

Toyota mempertahankan prospek laba operasi tahunan awal bulan ini, meski kinerja keuangannya mengalahkan para pesaing karena permintaan mobil global yang cepat .

Produsen mobil itu mempertahankan perkiraannya sebesar 2,5 triliun yen (US$22,7 miliar) untuk tahun fiskal hingga Maret, dibandingkan dengan proyeksi rata-rata analis sebesar 2,95 triliun yen.

Sementara itu, kekurangan chip otomotif telah menghambat kemampuan banyak pesaing untuk memanfaatkan permintaan global yang kuat untuk mobil selama sembilan bulan terakhir, Toyota sampai sekarang relatif tidak terganggu karena kecerdasan rantai pasokannya dan stok yang kuat dari komponen-komponen utama seperti semikonduktor.

Namun, wabah Covid yang mengkhawatirkan di Asia Tenggara telah membebani perusahaan. Toyota memiliki pabrik manufaktur yang besar di Thailand, di mana jumlah kasus telah mencapai rekor.

Bulan lalu, Toyota mengatakan akan memperpanjang penghentian produksi di Thailand karena kekurangan suku cadang terkait Covid. Pabrik pembuat mobil di negara itu memiliki kapasitas produksi gabungan sebesar 760.000 unit per tahun.

Saham pemasok dan afiliasi Toyota juga jatuh, dengan Toyota Industries Corp turun 4,1 persen dan Aisin Corp turun 5,8 persen. Toyota Industries menghasilkan 12 persen dari pendapatannya dari Toyota, menurut data Bloomberg, sementara Aisin mendapat 57 persen dari penjualannya dari Toyota.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper