Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemulihan Serapan Pekerja Manufaktur Terhadang

Tahun ini optimistis pulihnya pasar tenaga kerja muncul. Namun ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi.
Pekerja pabrik pulang seusai bekerja di salah satu pabrik makanan di Jakarta, Sabtu (11/4/2020). /Bisnis-Abdurachman
Pekerja pabrik pulang seusai bekerja di salah satu pabrik makanan di Jakarta, Sabtu (11/4/2020). /Bisnis-Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Ketidakpastian pasar domestik dan lemahnya permintaan dari negara importir menjadi halangan nyata yang harus dilewati oleh sektor ketenagakerjaan. Optimisme yang cukup besar bahwa pemulihan dan penyerapan tenaga kerja akan terjadi, perlu dipikirkan lagi oleh pelaku industri.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet mengatakan beberapa sektor manufaktur akan terganggu akibat lemahnya permintaan pasar, meskipun pemerintah telah memberikan keleluasaan untuk beroperasi dengan kapasitas penuh.

"Beberapa di antaranya adalah sektor tekstil dan produk tekstil. Sektor ini tidak akan serta merta menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang relatif besar," ujar Yusuf, Rabu (18/8/2021).

Terhadap sektor-sektor tersebut, sambungnya, masih diperlukan perjuangan yang besar. Setidaknya, sampai dengan proses pemulihan ekonomi nasional sudah berjalan lebih stabil. Pada saat kondisi seperti sekarang ini, tambahnya, penyerapan tenaga kerja di sektor manufaktur harus didukung penuh oleh pemerintah. 

Di samping itu, pelaku industri harus mampu memastikan penerapan protokol kesehatan (prokes) berjalan dengan optimal. Proses pengawasan pun perlu diperketat mengingat kasus di beberapa provinsi masih mengalami kenaikan dan varian delta masih menjadi penyebab terbesar meningkatnya kasus.

Lebih jauh, industriwan dinilai harus bersinergi dengan sektor-sektor lain terkait, salah satunya, pelabuhan. Yusuf mengatakan sinergi dengan sektor lain menjadi langkah kedua yang bisa ditempuh saat ini.

Terkait dengan prospek ekspor dan impor pada sisa bulan 2021, Yusuf meyakini peluangnya masih cukup besar. Berdasarkan pertumbuhan dari Januari-Juli 2021, pertumbuhan signifikan dialami oleh ketiga komponen utama ekspor, yakni pertanian, industri, dan pertambangan.

Produk-produk tersebut diperkirakan masih memiliki peluang yang cukup besar selama sisa tahun. Sebab, pemulihan ekonomi negara tujuan ekspor utama seperti China, India, Amerika Serikat, Jepang, dan beberapa negara di Asean mendorong meningkatnya ekspor.

Pada akhir tahun, Yusuf melihat negara-negara seperti China dan India, meskipun ada potensi ancaman dari gelombang varian delta, memiliki prospek yang cukup besar. Dengan demikian, sambungnya, kemungkinan mencapai surplus perdagangan tahun ini masih ada.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rahmad Fauzan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper