Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Perlu Pulihkan Serapan Tenaga Kerja Manufaktur

Serapan tenaga kerja sektor manufaktur perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah usai melakukan relaksasi terhadap aturan PPKM.
Pekerja perempuan memproduksi alat pelindung diri sebuah perusahaan garmen saat kunjungan Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah di Jakarta, Rabu (1/7/2020). Kunjungan Menaker tersebut guna memastikan pekerja perempuan pada sektor industri tidak mendapatkan perlakuan diskriminatif serta untuk mengecek fasilitas laktasi dan perlindungan kesehatan bagi pekerja terutama saat pandemi Covid-19. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Pekerja perempuan memproduksi alat pelindung diri sebuah perusahaan garmen saat kunjungan Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah di Jakarta, Rabu (1/7/2020). Kunjungan Menaker tersebut guna memastikan pekerja perempuan pada sektor industri tidak mendapatkan perlakuan diskriminatif serta untuk mengecek fasilitas laktasi dan perlindungan kesehatan bagi pekerja terutama saat pandemi Covid-19. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Kalangan ekonom meyakini relaksasi penerapan PPKM terhadap industri manufaktur akan menyerap kembali tenaga kerja di sektor tersebut. Namun diperlukan dorongan dari beberapa faktor lain sehingga pemulihan bisa maksimal.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal mengatakan relaksasi menjadi pertama. Penyerapan tenaga kerja di sektor manufaktur sebagai salah kontributor pekerja terbesar otomatis akan terjadi setelah jumlah perusahaan yang beroperasi penuh signifikan.

"Memang, sektor manufaktur sangat bergantung kepada restriksi. Jadi, kebijakan relaksasi pemerintah otomatis akan kembali memulihkan sektor sektor itu, termasuk lapangan pekerjaannya," kata Faisal, Rabu (18/8/2021).

Faktor kedua, lanjutnya, adalah kesehatan. Dia menilai pelonggaran di hulu sektor manufaktur perlu didukung dengan langkah antisipasi, yakni vaksinasi pekerja. Terkait dengan hal tersebut, pemerintah pun didorong untuk memprioritaskan program vaksinasi di sektor manufaktur.

Sebab, untuk mengantisipasi penyebaran virus sebagai konsekuensi dari relaksasi, program vaksinasi pemerintah harus memprioritaskan sektor manufaktur karena sebagian besar beroperasional dengan aktivitas luring.

Ketiga, lanjut Faisal, perlu ada perlindungan dari pemerintah untuk menjaga pelaku industri dalam negeri dari ancaman pailit. Kebijakan impor, sepertihalnya safeguard dari produk manufaktur asing yang sudah di meja Kementerian Keuangan (Kemenkeu), dinilai perlu segera disetujui.

Faisal menilai dukungan tersebut sangat diperlukan oleh pelaku industri manufaktur mengingat permintaan dari dalam negeri dalam 1 bulan terakhir turun akibat penerapan PPKM Darurat dan Level 2-4 sejak Juli 2021.

"Untung, sekarang arahnya mulai ke pelonggaran. Kalau tidak diikuti dengan peningkatan kasus, ini bisa jadi momen yang mendorong permintaan lagi," jelasnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tekstil dan pakaian jadi merupakan salah satu sektor di industri manufaktur yang memiliki proporsi tenaga kerja terbesar. Masing-masing, tekstil dan pakaian jadi memiliki proposi pekerja 5,18 dan 13 persen dari total 24 sektor di industri manufaktur Tanah Air.

Industri makanan dan minuman memiliki proporsi tenaga kerja paling besar sekitar 29 persen. Disusul oleh industri barang galian bukan logam sebanyak 6 persen.

Menurut data Kementerian Perindustrian (Kemenperin) hingga akhir Desember 2020, jumlah total pekerja di sektor manufaktur sebanyak 17,5 juta orang. Sampai dengan Juni 2021, OPSI menyebut sebanyak 1,45 juta pekerja di sektor manufaktur diberhentikan ataupun dirumahkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rahmad Fauzan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper