Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Indonesia belum akan merencanakan pemberian vaksin ketiga (booster) untuk masyarakat, meskipun Amerika Serikat sudah mengumumkan bakal menyuntikkan dosis ketiga pada September mendatang.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmidzi mengatakan langkah yang diambil oleh Amerika Serikat tersebut belum masuk menjadi pertimbangan pemerintah dalam upaya pengananan Covid-19 di Tanah Air.
Dia menjelaskan Pemerintah Indonesia memiliki memiliki fokus yang berbeda saat ini terkait dengan program vaksinasi dari Amerika Serikat.
"Belum ada pembahasan terkait dengan booster. Sebab, fokus penanganan pandemi pemerintah adalah mencapai sasaran vaksinasi untuk dosis satu dan dua secara lengkap. Minimal terhadap 70 persen dari total populasi," kata Nadia kepada Bisnis, Kamis (19/8/2021).
Sebagaimana diketahui, Presiden Amerika Serikat Joe Biden merencanakan vaksin dosis ketiga untuk warga Amerika Serikat untuk melawan varian delta yang lebih menular. Langkah ini memicu kritik terutama di tengah ketimpangan vaksin di negara-negara miskin.
Di bawah rencana Biden, kelompok berisiko tinggi termasuk petugas kesehatan dan warga lanjut usia mungkin bisa mendapatkan dosis ketiga vaksin Pfizer Inc. dan Moderna Inc. segera setelah September, atau delapan bulan usai mereka menerima suntikan kedua.
Food and Drug Administration (FDA) telah menandatangani dosis penguat atau booster untuk mereka yang memiliki sistem kekebalan yang lemah. Tetapi, belum jelas seberapa cepat booster akan tersedia untuk semua orang dewasa.
Sementara itu, sejumlah ahli dan pengamat telah menunjukkan kurangnya bukti bahwa dosis ketiga akan menciptakan perlindungan yang lebih signifikan. Ketidakpastian itu berarti bahwa setiap kelebihan dosis akan lebih baik digunakan di negara-negara di mana vaksin masih langka.