Bisnis.com, JAKARTA - Upaya vaksinasi Jepang yang lambat kini berada di jalur yang tepat untuk menyusul tingkat inokulasi Amerika Serikat dalam beberapa minggu, kabar baik bagi ekonomi yang berada di bawah status darurat virus.
Jika kecepatan saat ini dipertahankan, Jepang akan memvaksinasi penuh 51 persen penduduknya pada 12 September. Perdana Menteri Yoshihide Suga menetapkan target negara itu harus mencapai target 40 persen vaksinasi penuh sampai akhir bulan ini.
Para ekonom termasuk Yuichi Kodama di Meiji Yasuda Research Institute mengatakan dengan vaksinasi yang dipercepat, pemulihan ekonomi akan ikut terkerek. Namun banyak juga tergantung pada apakah Jepang dapat meratakan kurva infeksi dan memangkas pedoman darurat.
"Vaksinasi akan berdampak besar, karena jumlah kasus akan menurun karena semakin banyak orang yang disuntik. Kami kemungkinan akan melihat berbagai pembatasan dicabut. Begitu itu terjadi, kita akan melihat belanja konsumen rebound," kata Kodama, dilansir Bloomberg, Rabu (18/8/2021).
Jepang berhasil menghindari resesi kuartal terakhir sebagian besar karena konsumen mengabaikan peringatan pemerintah tentang virus tersebut, tetapi tingkat aktivitas di Tokyo masih jauh lebih rendah daripada di New York dan London, menurut data Apple Mobility Trends.
Keputusan terbaru untuk memperluas keadaan darurat ke lebih banyak prefektur sekaligus memperpanjangnya dapat menyebabkan konsumen berhemat. Jepang kemarin mencatatkan sekitar 20.000 kasus virus baru dan 47 kematian Covid-19, sehingga totalnya menjadi hampir 15.500.
Baca Juga
Suga mengharapkan 60 persen dari populasi akan divaksinasi penuh pada akhir bulan depan dan berencana untuk mendistribusikan dosis yang cukup untuk menyuntik 80 persen orang yang memenuhi syarat pada awal Oktober. Sebagian besar lansia Jepang telah divaksinasi.
Vaksinasi dan tingkat pertumbuhan terkait, merupakan alasan besar Dana Moneter Internasional memperkirakan pertumbuhan 7 persen untuk AS dan Inggris, di mana lebih dari setengah populasi telah divaksinasi penuh, dibandingkan dengan ekspansi 2,8 persen untuk Jepang.
Kondisi dapat membaik lebih cepat dari yang diharapkan jika Jepang dapat terus memberikan sekitar 1,4 juta suntikan per hari, rata-rata selama sebulan terakhir, menurut perhitungan Bloomberg.
“Kuncinya adalah menekan tingkat penularan dan menjaga kemajuan vaksin tetap berjalan,” kata ekonom Keiji Kanda di Daiwa Institute of Research.