Bisnis.com, JAKARTA – Pelaku industri melihat adanya peluang untuk peningkatan ekspor sehingga produk manufaktur bisa memberi sumbangan bagi perekonomian. Permintaan atau order baru dari para importir juga berlanjut di semester II/2021.
“Kami yakin bisa berkontribusi untuk mendorong pertumbuhan. Sampai saat ini sejatinya ekspor juga masih tumbuh positif dan demand masih lumayan tinggi. Kendala kita hanya soal kapasitas produksi saat masa PPKM,” kata Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakrie, Selasa (17/8/2021).
Ekspor produk alas kaki tercatat mencapai US$2,86 miliar pada 6 bulan pertama 2021, naik 14,78 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020. Alas kaki tercatat memiliki kontribusi 2,94 persen terhadap total ekspor nonmigas.
Firman mengatakan order masih didominasi dari pasar tradisional seperti Amerika Serikat, negara-negara Uni Eropa, dan China. Permintaan untuk sepatu luar ruangan (outdoor) dia sebut menunjukkan kenaikan.
“Beberapa order baru masuk di antaranya ada yang mengalihkan sebagian order dari China dan Vietnam,” kata dia.
Pengalihan permintaan sendiri terjadi akibat keberhasilan pabrik di dalam negeri memenuhi permintaan meskipun terjadi pandemi. Selama pemberlakuan pembatasan, industri bisa beroperasi 100 persen selama memiliki IOMKI.
Sementara itu, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto mengatakan peningkatan ekspor otomotif Indonesia hanya bisa terwujud selama perusahaan prinsipal memberi izin bagi pabrik di Indonesia untuk memperluas ekspor.
“Ekspor itu selalu dikendalikan oleh para prinsipal dari merek-merek. Kami selalu mengimbau kepada agen pemegang merek untuk minta kepada prinsipal supaya bisa ekspor lebih banyak dari pabrik-pabrik di Indonesia,” kata dia.
Ekspor kendaraan bermotor dan suku cadangnya sepanjang semester I/2021 berhasil membukukan nilai US$4,38 miliar. Nilai tersebut naik 54,58 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu yang hanya bernilai US$2,83 miliar.