Bisnis.com, JAKARTA — Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gappmi) menilai Jepang adalah negara potensial untuk industri pangan halal.
"2013 jepang udah dateng ke Indonesia ngenalin halal food, 2014 Gappmi ke Jepang buat ngomongin halal food dan sampai hari ini terus berkembang food halal Jepang," kata Ketua Umum Gappmi Adhi Lukman dalam acara peringatan 3 tahun berdirinya Indonesia Japan Business Networking (IJB Net), Selasa (10/8/2021).
Dia menjelaskan bahwa industri makanan halal telah menjadi tren, bukan untuk wisatawan muslim, tetapi juga non-muslim. Pasalnya pangan halal dianggap sebagai simbol kebersihan.
Sejauh ini, Gappmi mencatat pangan halal Indonesia menduduki rangking 4. Oleh karena itu potensi pengembangan masih cukup banyak.
Gappmi juga mencatat ekspor produk halal perlu digarap serius oleh industri makanan di Tanah Air. Berdasarkan Indikator Ekonomi Islam Global pada 2019, Indonesia masih menduduki peringkat keempat eksportir halal dunia setelah Malaysia, Singapura dan Uni Emirat Arab.
Adapun peluang peningkatan permintaan makanan halal dunia diproyeksi akan mencapai US$1,38 triliun pada 2024. Oleh karena itu harus digarap serius oleh industri makanan Tanah Air.
Sementara itu Kementerian Perindustrian mencatat industri makanan dan minuman menjadi satu kontributor utama pertumbuhan manufaktur Tanah Air pada kuartal II/2021. Sektor ini menyumbang 38,42 persen terhadap industri pengolahan nonmigas, serta berkontribusi 6,66 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional.
Capaian kumulatif sektor strategis itu dari sisi ekspor juga sangat baik, yakni mencapai US$19,58 miliar atau naik 42,59 persen secara tahunan.