Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Mamin Tumbuh 2,95 Persen, Gapmmi: Tak Sesuai Harapan

Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) memiliki target pertumbuhan 5-7 persen pada tahun ini.
Salah satu fasilitas produksi industri makanan. Istimewa/ Kemenperin
Salah satu fasilitas produksi industri makanan. Istimewa/ Kemenperin

Bisnis.com, JAKARTA — Industri makanan dan minuman (mamin) sepanjang kuartal II/2021 mencatatkan pertumbuhan 2,95 persen secara tahunan. Tetapi, pertumbuhan tersebut belum sesuai ekspektasi pelaku usaha.

Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) memiliki target pertumbuhan 5-7 persen pada tahun ini.

Ketua Umum Gapmmi Adhi S. Lukman mengatakan ekspektasi pertumbuhan kuartal II/2021 ini sebenarnya berada di rentang 4-5 persen. Tetapi, Adhi menilai masih akan menelaaah lebih lanjut faktor-faktor pendukung pertumbuhan 2,95 persen kuartal II/2021.

"Seharusnya kuartal II/2021 bisa lebih bagus, karena yang saya khawatirkan kuartal III/2021 ini adanya PPKM cukup memengaruhi dari sisi permintaan," katanya kepada Bisnis, Jumat (6/8/2021).

Adhi menyebut dari sisi utilisasi pada Juli ini juga sudah terpantau turun kendati sektor mamin masuk pada kelompok kritikal yang dapat beroperasi penuh. Utilisasi Juli 2021, diakuinya berada di level 68-69 persen dari sebelumnya yang sudah di atas 72 persen.

Di sisi lain, Adhi menyebut kinerja baik mamin masih datang dari pertumbuhan ekspor yang per Mei 2021 naik 17 persen secara tahunan. Hal itu justru didukung karena kebijakan pengetatan kegiatan sejumlah negara sehingga membuat belanja mamin meningkat.

"Ekspor kami bagus bahan baku juga tidak ada masalah jadi kami masih berharap akan menjadi pendorong kinerja ke depan," ujarnya.

Meski demikian, ia menyebut saat ini mulai banyak tantangan baru dari regulasi baru di sejumlah negara yang menyulitkan industri. Dia mencontohkan seperti di China mulai tahun depan pemerintahnya memberlakukan kebijakan registrasi dan pencantuman label registrasi pada produk mamin.

Belum lagi, setiap produk harus lolos inspeksi oleh petugas. Padahal dari sisi permintaan produk mamin masih terus meningkat.

"Jadi semakin sulit seperti untuk produk sarang burung yang jadi andalan ekspor ke China dari 30 lebih perusahaan yang mendaftar baru sekitar 7 yang disetujui," kata Adhi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ipak Ayu
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper