Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tekan Emisi Karbon, PLN Diminta Konsisten Kembangkan Pembangkit EBT

Bauran energi primer untuk pembangkit listrik masih didominasi oleh batu bara sebesar 57,22 persen, disusul gas 24,82 persen, BBM 5,81 persen.
Penampakan udara Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Sebira 400 kWp./Dok. PLN Enjiniring
Penampakan udara Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Sebira 400 kWp./Dok. PLN Enjiniring

Bisnis.com, JAKARTA – Sebagai salah satu sektor penyumbang emisi karbon, PT PLN (Persero) yang bergerak di sektor kelistrikan diminta untuk tetap konsisten dalam mengembangkan pembangkit listrik bertenaga energi baru terbarukan.

Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi mengatakan salah satu syarat untuk mencapai zero carbon adalah seluruh pembangkit listrik PLN harus sudah menggunakan 100 persen energi baru terbarukan (EBT).

Adapun, bauran energi primer untuk pembangkit listrik masih didominasi oleh batu bara sebesar 57,22 persen, disusul gas 24,82 persen, BBM 5,81 persen, sedangkan proporsi EBT mencapai sebesar 12,15 persen.

"Mengingat sektor kelistrikan termasuk penyumbang carbon emission yang cukup besar, PLN dituntut untuk tetap konsisten dan terus-menerus dalam menerapkan berbagai langkah strategis untuk mencapai 100 persen EBT bagi seluruh pembangkit listrik," katanya seperti dikutip dalam keterangan resminya, Rabu (4/8/2021).

Sementara itu, pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung Cirata yang dibangun oleh PLN dinilai ikut berperan dalam pencapaian target EBT dalam bauran energi nasional sebesar 23 persen pada 2025 dan zero carbon pada 2050.

PLTS terapung Cirata yang pertama dibangun di Indonesia itu merupakan PLTS terapung terbesar di Asean dengan kapasitas 145 MWAc. Proyek ini akan beroperasi komersial (Commercial Operation Date) pada November 2022.

"Kendati proporsi EBT relatif masih rendah, namun PLN tampaknya punya komitmen tinggi untuk meningkatkan EBT dalam dalam bauran energi," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper