Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Meski Pandemi, Zyrexindo Tambah Kapasitas Produksi

Sebelum pandemi Covid-19, Zyrex hanya memiliki empat lini produksi.
Jajaran direksi dan komisaris PT Zyrexindo Mandiri Buana Tbk (ZYRX) dalam seremoni pencatatan saham perdana di Bursa Efek Indonesia. /Istimewa
Jajaran direksi dan komisaris PT Zyrexindo Mandiri Buana Tbk (ZYRX) dalam seremoni pencatatan saham perdana di Bursa Efek Indonesia. /Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — PT Zyrexindo Mandiri Buana Tbk. (ZYRX) menyebut pandemi bukan halangan perseroan dalam meningkatkan kapasitas produksi.

Corporate Secretary Zyrexindo Evan Jordan mengatakan dengan keterbatasan jumlah tenaga kerja yang dapat hadir untuk produksi saat pandemi ini, perseroan justru telah menambah empat lini produksi baru untuk meningkatkan kapasitas produksi.

"Hal itu kami lakukan untuk memenuhi tingginya permintaan laptop di tengah pandemi, khususnya laptop untuk siswa. Kami juga sedang mempersiapkan diri untuk berkontribusi dalam program digitalisasi pendidikan," katanya kepada Bisnis, Selasa (3/8/2021).

Evan menyebut jika sebelum pandemi pabrikan hanya memiliki empat lini produksi, maka saat ini sudah ada delapan lini produksi. Alhasil, per bulannya ZYRX memiliki kapasitas produksi sekitar 150.000 unit.

Menurut Evan saat ini 99 persen karyawan juga telah mendapatkan vaksin Covid-19 dan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat di dalam wilayah kerja.

Dari sisi bahan baku, Evan menyebut dengan terjadinya pandemi juga tidak terlalu berpengaruh terhadap kegiatan impornya. Saat ini isu yang mungkin mengganggu adalah kelangkaan chip sejak tahun lalu.

"Meski buat kami kelangkaan cip juga belum berdampak terlalu besar, karena kami perusahaan yang relatif kecil dibandingkan dengan multinational company brand lain. Jumlah kebutuhan kami masih dapat dipenuhi oleh vendor bahan baku. Hanya saja, kami perlu untuk menyampaikan forecast dan melakukan pemesanan lebih awal," ujarnya.

Evan menambahkan saat ini industri hulu bahan baku laptop dan perangkat TIK seperti processor dan motherboard memang belum tersedia di dalam negeri, karena industri hilir atau perakitan dalam negeri yang belum matang.

Oleh karena itu, menurut Evan untuk mengembangan industri TIK dalam negeri, maka langkah pertama yang perlu dilakukan adalah meningkatkan jumlah produksi industri perakitan.

"Sekarang ini pemerintah sedang kerjakan hal itu, dengan mewajibkan menggunakan produk dalam negeri. Dengan begitu ketika permintaan di hilir sudah matang dan kebutuhan bahan baku cukup besar, maka hulu akan terbentuk dengan sendirinya. Kebutuhan akan bahan baku yang besar akan menarik produsen bahan baku untuk melakukan investasi di Indonesia," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ipak Ayu
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper