Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perindustrian optimistis Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia membaik kembali seiring membaiknya indikator Covid-19.
IHS Markit hari ini melaporkan PMI Manufaktur periode Juli 2021 anjlok ke level 40,1 pasca delapan bulan berturut-turut mencatatkan level ekspansif di atas poin 50.
Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri mengatakan saat ini Kemenperin mengakui memang ada penurunan utilisasi industri sejak lonjakan Covid-19 dan pemberlakuan PPKM. Menurut hasil pemantauan di lapangan, penurunan produksi terutama terjadi pada industri kategori esensial karena berkurangnya pekerja yang diperbolehkan bekerja.
"Namun, kami optimis bahwa utilisasi industri tersebut akan meningkat kedepan seiring dengan membaiknya indikator Covid-19 yakni kasus positif menurun, BOR menurun dan positivity rate menurun," katanya kepada Bisnis, Senin (2/8/2021).
Selain itu, Febri menyebut perbaikan kinerja industri ke depan juga terus dilakukan dengan memperluas vaksinasi bagi pekerja industri. Selain itu Kemenperin juga memiliki berbagai kebijakan yang memudahkan industri seperti untuk memperoleh bahan baku dan meningkatkanya permintaan pasar dalam negeri atas produk lokal.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita sebelumnya juga mengatakan saat ini pelaku usaha harus menghadapi situasi PPKM yang memberikan dampak tidak bisa menjalankan kapasitas dengan penuh.
Namun, Agus menyebut telah melakukan pengecekan langsung pada sejumlah pelaku usaha.
"Saat ini mereka masih bisa memenuhi pesanan dan menjalankan aktivitas produksi meski tidak dengan kapasitas penuh. Beberapa hari terakhir, saya melihst angka kesembuhan Covid-19 juga sudah terus membaik. Saya yakin kita bisa mengendalikan ini dan industri bisa full capacity segera," ujarnya.