Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Penyebab Laba PLN Semester I/2021 Melonjak

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi PLN semester I/2021 (unaudited) yang diterbitkan pada 28 Juli 2021, lonjakan laba ditopang oleh kenaikan penjualan tenaga listrik, adanya pendapatan kompensasi, dan turunnya rugi kurs.
Petugas PLN melakukan pemeriksaan listrik. Istimewa/PLN
Petugas PLN melakukan pemeriksaan listrik. Istimewa/PLN

Bisnis.com, JAKARTA—PT PLN (Persero) membukukan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp6,6 triliun sepanjang semester I/2021. Capaian ini melonjak 2.525,48 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang hanya mencapai Rp251,6 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi PLN semester I/2021 (unaudited) yang diterbitkan pada 28 Juli 2021, lonjakan laba ditopang oleh kenaikan penjualan tenaga listrik, adanya pendapatan kompensasi, dan turunnya rugi kurs.

Sepanjang Januari—Juni 2021, pendapatan penjualan tenaga listrik perseroan mencapai Rp140,49 triliun atau naik 3,75 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni senilai Rp135,41 triliun.

Selain itu, PLN juga mencatatkan adanya pendapatan kompensasi senilai Rp8,88 triliun sepanjang semester I/2021, yang pada periode sama tahun sebelumnya tidak dicatatkan pendapatan kompensasi.

Pendapatan lain-lain juga naik dari Rp1,39 triliun pada semester I/2020 menjadi Rp1,79 triliun pada semester I/2021.

Dengan perolehan tersebut, pendapatan usaha perseroan secara total pun naik 6,74 persen, yakni dari Rp164,8 triliun pada semester I/2020 menjadi Rp175,91 triliun pada semester I/2021.

Sedangkan beban usaha perseroan secara total pada paruh pertama tahun ini mencapai Rp151,89 triliun atau naik 1,31 persen dibandingkan dengan paruh pertama tahun lalu yang mencapai Rp149,92 triliun.

Kontributor terbesar beban usaha berasal dari beban bahan bakar dan pelumas yang mencapai Rp53,64 triliun, dan beban pembelian tenaga listrik senilai Rp50,89 triliun.

Namun demikian, rugi kurs yang dicatatkan perseroan pada semester pertama tahun ini mengalami penurunan dari Rp7,79 triliun pada semester I/2020 menjadi Rp4,43 triliun pada semester I/2021.

Beban keuangan juga tercatat menurun dari Rp13,72 triliun menjadi Rp11,67 triliun.

Adanya sejumlah penurunan tersebut membuat laba sebelum pajak perseroan mencapai Rp10,24 triliun.

Capaian ini jauh lebih baik dibandingkan dengan paruh pertama tahun lalu yang membukukan rugi sebelum pajak senilai Rp4,1 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper