Bisnis.com, JAKARTA – PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mengalami penurunan jumlah penumpang pejalan kaki hingga 80 persen hampir di seluruh lintasan penyeberangan selama masa Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa – Bali.
Direktur Komersial PT ASDP Indonesia Ferry Yusuf Hadi menuturkan di beberapa lintasan terdapat penurunan volume yang berada di kisaran 50 persen. Tetapi, lanjutnya, secara mayoritas jika dihitung hampir seluruh penumpang di lintasan turun hingga 80 persen. Bahkan, lanjutnya, kendaraan roda dua juga turun antara 40 persen sampai 60 persen.
Kondisi serupa juga terjadi untuk lintasan penyeberangan yang menggunakan kendaraan roda empat di kisaran 40 persen sampai 60 persen.
“Itu kondisinya di rata – rata setiap lintasan. Penurunan jumlah penumpang pejalan kaki di layanan penyeberangan ini sangat drastis, dan ini terjadi di beberapa lintasan. Nggak bisa dipungkiri kalau kinerja yang bagus itu memang di sektor logistik dan masih cukup stabil. Itu kondisinya di rata – rata setiap lintasan,” ujarnya, Senin (26/7/2021).
Meski demikian, ASDP memproyeksikan pada semester II/2021 ini mampu meraih target pendapatan dan laba bersih melampaui Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2021 tanpa mengurangi efisiensi dan tetap mengencangkan ikat pinggang.
Direktur Utama ASDP Ira Puspadewi mengatakan hingga semester I/2021 telah meraup laba bersih Rp143 miliar yang berarti melampaui target RKAP pada 2021 senilai Rp111 miliar. Berdasarkan realisasi tersebut, pada semester II/2021 ini, ASDP memperkirakan kinerjanya bisa sama atau melebihi dari capaian semester I/2021.
Baca Juga
Ira memaparkan kendati menghadapi tantangan pembatasan tahun ini, perseroan tetap beroperasi untuk mengakomodir layanan logistik. Dengan demikian, kendati mengalami penurunan dari sisi penumpang, tetapi perseroan masih menghasilkan laba.
Ira juga menyebutkan kendati tak mendapatkan penghasilan dari sektor penumpang, perseroan masih bisa membiayai operasional selama 7 bulan dengan arus kas yang saat ini positif.
“Kalau dilihat dari capaian kita sudah lewati RKAP. Tapi kan ada dinamika tergantung keadaan pandemi. Kita optimis semester II/2021 ini juga bisa melebih target,” ujarnya, Kamis (22/7/2021).
Senada, Direktur Keuangan ASDP Djunia Satriawan menuturkan kinerja ASDP sampai dengan semester I/2021 secara pendapatan tahunan masih tumbuh sebesar 18 persen senilai Rp1,6 triliun. Menurutnya, tren kinerja saat ini memang sudah positif tetapi belum sampai menuju normal pada 2019. Terutama hal tersebut jika tidak ada PPKM Darurat Jawa – Bali.
“Tahun ini berbeda tapi kami mewaspadai dengan strategi yang tepat supaya survive. Sekarang kita antisipasi mengencangkan ikat pinggang kita. PPKM dilaksanakan juga ke depan. Tahun lalu kami menghadapi PSBB dan pembatasan lebaran,” katanya.
Pengaturan terhadap pengendalian pandemi, tekannya, menjadi faktor utama yang memengaruhi perseroan. Terlebih dengan basis utama pendapatan perseroan di Merak – Bakauheni dan Ketapang – Gilimanuk yang juga terimbas persyaratan kebijakan mobilitas.
“Ini peraturan terhadap pengendalian pandemi sangat mempengaruhi. Insya allah target yang dicapai Rp111 miliar bisa tercapai. Juni sudah melampaui jadi kami antisipasi nantinya ada penurunan drastis. Kalau tidak ada PPKM trennya sudah positif tumbuh tapi belum kembali ke kondisi normal,” katanya.