Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja investasi pada kuartal ketiga tahun ini diperkirakan akan mengalami tekanan sejalan diberlakukannya pembatasan mobilitas masyarakat secara ketat akibat pelonjakan kasus Covid-19.
“Pada kuartal III/2021 ancamannya pasti turun karena adanya kenaikan kasus Covid-19 di dunia, terutama varian delta,” kata Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad kepada Bisnis, Minggu (25/7/2021).
Dia menilai peningkatan kasus Covid-19 varian delta di India dan Amerika Serikat (AS) juga akan turut menghambat pemulihan ekonomi pada kuartal III/2021.
Sementara pada kuartal II/2021, Tauhid memperkirakan kinerja investasi akan mengalami peningkatan yang positif seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang diproyeksikan tumbuh di atas 5 persen.
“Realisasi investasi bisa lebih tinggi dari kuartal I/2021 karena sinyal rebound di kuartal II akan menarik banyak minat investor asing dan dalam negeri,” jelasnya.
Dia menilai, target investasi tahun ini yang ditetapkan sebesar Rp900 triliun akan menjadi sulit dicapai. Pasalnya, ketidakpastian baik di global maupun dalam negeri masih meningkat tinggi.
Baca Juga
Sementara, kinerja investasi sangat bergantung pada kemampuan pemerintah dalam mengendalikan penyebaran Covid-19. Pemerintah daerah pun dinilai menghadapi situasi yang lebih berat.
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet memperkirakan kinerja investasi berpeluang besar melanjutkan tren pertumbuhan pada kuartal II/2021.
Salah satu indikator yang menunjukkan pertumbuhan investasi yaitu impor barang modal yang mengalami peningkatan pertumbuhan selama 3 bulan berturut-turut dari April hingga Juni 2021.
“Bahkan pada Juni, pertumbuhan impor barang modal mencapai 43 persen secara tahunan, ini menjadi pertumbuhan tertinggi selama semester satu tahun ini,” katanya.
Di samping itu, realisasi belanja modal oleh pemerintah hingga Juni 2021 mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
“Realisasi ini didorong pembangunan infrastruktur, yang dilakukan oleh pemerintah dan juga BUMN. Pertumbuhan ini bisa mendorong realisasi PMDN [penanaman modal dalam negeri],” jelasnya.
Indikator lainnya juga tercermin dari Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), di mana kegiatan dunia usaha meningkat, khususnya kapasitas produksi pada kuartal III/2021. Kondisi ini menunjukkan investasi swasta mulai terealisasi.
Pada kuartal III/2021, Yusuf memperkirakan realisasi investasi akan mengalami tekanan akibat dari melambatnya proses pemulihan ekonomi akibat peningkatan kasus Covid-19.
“Namun peluang untuk tumbuh dibandingkan lebih baik jika dibandingkan tahun lalu, masih relatif terbuka,” tuturnya.