Bisnis.com, JAKARTA—PT Hutama Karya Aspal Beton (Hakaaston) menyatakan pendapatan perseroan selama semester I/2021 hanya mencapai 48 persen dari target 2021.
Sekretaris Perusahaan Hakaaston Aditya Nur Rahadi mengatakan bahwa pihaknya mengalami perlambatan produksi akibat pembatasan sosial dan pemenuhan protokol kesehatan. Selain itu, serapan di lapangan dinilai menjadi sebab penurunan pendapatan perseroan.
“Pada aspek pemasaran, umumnya untuk proyek daerah, masih terkendala dengan mundurnya jadwal proyek karena pengalihan anggaran infrastruktur menjadi anggaran penanganan Covid-19,” katanya kepada Bisnis, Senin (26/7/2021).
Namun demikian, Aditya optimistis perseroan mampu memenuhi target pada semester II/2021 dari pengerjaan proyek Jalan Tol Trans-Sumatra (JTTS). Berdasarkan Laporan Manajemen Hakaaston kuartal IV/2020, perseroan memang memiliki tujuh unit produksi yang mendukung proyek JTTS.
Adapun, ketujuh unit produksi tersebut adalah Medan—Binjai, Binjai—Pangkalan Brandan, Tebing Tinggi, Junction Tebing Tinggi, Indrapura—Kisaran, Aceh—Sigli, dan Serbelawan.
Dalam laporan tersebut, realisasi kontrak tertinggi dimiliki Medan—Binjai yang mencapai 96 persen, sedangkan realisasi terendah ada di Aceh—Sigli di level 22 persen.
Hakaaston tercatat masih harus menyelesaikan kontrak sekitar Rp655,16 miliar yang dimiliki ketujuh unit produksi tersebut. Nilai kontrak terbesar pada 2021 dimiliki oleh unit produksi Indrapura—Kisaran senilai Rp202,99 miliar, sedangkan yang terendah ada di Medan—Binjai sebesar Rp16,08 miliar.
Aditya mengatakan, pihaknya saat ini fokus dalam menyelesaikan beberapa proyek JTTS, seperti konstruksi ruas Indralaya—Prabumulih, Binjai—Pangkalan Brandan, Aceh—Sigli, dan Indrapura—Kisaran.
Menurutnya, refocusing anggaran daerah membuat proses produksi perseroan terhambat lantaran beberapa proyek kontrak tahun tunggal diubah menjadi kontrak tahun jamak.
“Harapannya, fokus pemerintah dalam penanganan Covid-19 dapat mengurangi jumlah kasus saat ini, sehingga anggaran untuk proyek daerah dapat kembali tersalurkan untuk infrastruktur dan kegiatan operasional dapat berjalan seperti semula,” ucapnya.
Sebelumnya, Direktur Produksi dan Pemasaran PT Hakaaston (HKA) Alfin Zaini mengatakan pihaknya menargetkan untuk meluaskan pasarnya dari posisi saat ini yang terbatas di proyek-proyek milik induk perusahaan, yakni PT Hutama Karya (Persero).
Alfin berujar, perseroan telah menyiapkan tiga strategi untuk meningkatkan kapabilitas produksi perseroan, yakni integrasi backward, vertical, dan forward.
Walaupun akan menjajaki pasar eksternal, Alfin mengatakan bahwa perusahaan tetap berkomitmen untuk berkontribusi dalam konstruksi JTTS.
Sejauh ini, perusahaan telah memproduksi 1,34 juta ton aspal hotmix, 1.532.875 meter spun pile, 5.105 buah girder, 363.982 meter barrier, dan 32.957 panel full slab yang digunakan pada pembangunan JTTS.