Bisnis.com, JAKARTA - Kerja sama strategis yang terjalin antara PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) dengan PT Grab Teknologi Indonesia akan menjadi modal kuat bagi Bukalapak untuk mengembangkan bisnisnya di segmen bisnis ke bisnis (B2B) dan bisnis ke konsumer (B2C).
Bendahara Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan Chamdani menilai kerja sama yang terjalin antara Grab dengan EMTK, akan membuat jalan Bukalapak masuk ke pasar ritel lebih mulus. Dengan masuk ke pasar ritel maka transaksi Bukalapak bakal meningkat dan menjadi modal sebelum melantai ke bursa.
Selama ini, kata Edward, Bukalapak bermain di segmen bisnis ke bisnis (B2B). Kerja sama strategi yang terjalin dengan Grab, membuka peluang Bukalapak untuk masuk lebih dalam ke pasar ritel.
Hanya saja, kata dia, saat Bukalapak masuk ke B2C, Bukalapak harus sudah memiliki ciri khas tersendiri di segmen B2B, sehingga pasar tersebut tetap tumbuh.
“Dengan capital baru yang masuk dan kerja sama yang terjalin dengan Grab, tidak ada salahnya juga masuk ke B2C,” kata Edward, Senin (26/7/2021).
Meski demikian, Edward meyakini kerja sama yang terjalin dan tambahan suntikan modal yang diterima Bukalapak beberapa waktu lalu dari EMTK, akan digunakan untuk memperkuat segmen B2B. Mitra Bukalapak yang selama ini bekerja sama dengan kios-kios, akan terkoneksi dengan jaringan perusahaan-perusahaan besar dan distributor.
Baca Juga
Adapun mengenai strategi merger atau kerja sama strategis menjelang atau setelah penawaran umum perdana (IPO), kata Edward, keduanya sama-sama menguntungkan.
Secara keuangan, setelah IPO dana yang tersedia lebih siap, namun rencana bisnis tidak serta merta bisa dieksekusi langsung karena terkait pelaporan dan persetujuan regulator. Adapun, merger sebelum IPO, walaupun dana yang tersedia mungkin tidak sebesar pasca-IPO namun dapat dieksekusi dengan cepat.
“Fleksibilitas dan ruang gerak bisa lebih bebas untuk strategi pengambilan keputusan dan investasi,” kata Edward.