Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat (AS) guna meningkatkan hubungan kerja sama khususnya di bidang investasi.
Kunjungan kerja tersebut dilakukan bersama dengan Menteri perdagangan Muhammad Lutfi selama sembilan hari, sejak 9 hingga 18 Juli 2021.
Dalam kunjungannya ke Washington DC, Bahlil berhasil menarik investasi sebesar US$350 juta setelah melakukan pertemuan dengan Ambassador David Nelson selaku perwakilan dari Cargill.
Bahlil mengatakan kehadiran Cargill telah cukup lama di Indonesia dan telah berkontribusi memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak.
Dia pun memastikan iklim investasi akan semakin kondusif sebagai implementasi UU Cipta Kerja dan berkomitmen menjaga investasi yang telah ada agar terus berkelanjutan.
“Tim Kementerian Investasi siap membantu merealisasikan rencana investasi Cargill selanjutnya,” kata Bahlil, beberapa saat lalu.
Baca Juga
David menyampaikan Indonesia masih menjadi negara tujuan investasi yang sangat atraktif. Cargill memiliki rencana perluasan dan investasi baru dalam kurun waktu 2-3 tahun mendatang senilai US$350 juta.
Rencana investasi tersebut terdiri dari perluasan usaha US$50 juta, pabrik pengolahan jagung di Jawa Timur senilai US$100 juta yang akan beroperasi secara komersial pada awal 2022, dan fasilitas kilang minyak kelapa sawit di Lampung senilai US$200 juta yang telah dimulai dan ditargetkan selesai dibangun pada akhir 2022.
“Cargill selama ini bekerja sama erat dengan pengusaha lokal dan menengah kecil di lokasi investasi, dan akan terus berkomitmen untuk itu,” kata David.
Kemudian, Bahlil melakukan pertemuan dengan Microsoft di Washington DC untuk membahas perkembangan rencana investasi membangun pusat data di Indonesia.
Pertemuan ini dihadiri oleh Vice President of Azure Global Microsoft Mark Jacobsohn dan secara daring turut bergabung Presiden Direktur Microsoft Indonesia Haris Izmee.
Menteri Investasi mengapresiasi komitmen yang direncanakan Microsoft untuk Indonesia seperti yang pernah dikemukakan tahun lalu oleh CEO Microsoft saat bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Jakarta.
“Kami menjalankan apa yang menjadi hasil pertemuan Bapak Jokowi dengan Microsoft. Presiden Jokowi menginginkan Microsoft masuk ke Indonesia. Semuanya kami akan bantu, dalam konteks bagaimana aturan diperhatikan dan ditegakkan. Dengan tetap memperhatikan kolaborasi dengan UMKM, pengusaha daerah maupun pengusaha nasional lain,” katanya.
Bahlil menegaskan bahwa berdasarkan Undang-Undang No. 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UU CK) seluruh proses perizinan investasi yang dilakukan melalui sistem OSS dan perizinan di daerah, seluruhnya akan dibantu oleh Kementerian Investasi/BKPM.
Pada kesempatan itu, Mark menyampaikan bahwa Microsoft memiliki komitmen jangka panjang pada pertumbuhan Indonesia. Inisiatif yang dicanangkan di Indonesia dengan tema ‘Berdayakan Ekonomi Digital Indonesia’ akan merangkul berbagai pihak seperti pelayanan publik, pengembang (developer), dan ekosistem start-up.
“Kami berekspansi dengan cepat di wilayah Indonesia. Kami membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, tentunya dari pemerintah Indonesia dan ketersediaan infrastruktur pendukung untuk mensukseskan investasi di Indonesia,” tuturnya.
Dampak ekonomi dari investasi Microsoft di Indonesia hingga 2024 diperkirakan akan menciptakan sumber pendapatan baru bagi Microsoft dan mitra lokal bisnisnya di Indonesia sebesar US$6,3 miliar, penciptaan lapangan kerja sekitar 60.000 lapangan kerja baru, dan 9.000 lapangan kerja bagi profesional di bidang teknologi informasi.
Lebih lanjut, Bahlil pun mengajak seluruh perwakilan indonesia di AS untuk dapat bekerja sama mendatangkan investor masuk ke Indonesia.
“Saya pikir peran perwakilan Indonesia seperti Kedutaan Besar (KBRI) maupun Konsulat Jenderal (KJRI) sebagai garda terdepan bagaimana menarik investor ke Indonesia. Saya yakin mereka memiliki kapasitas yang luar biasa,” jelasnya.
Tercatat, total realisasi investasi asal AS pada periode 2016 hingga Maret 2021 mencapai US$6,6 miliar dan menempati peringkat ke-8. Sektor investasi yang mendominasi selama periode tersebut yaitu pertambangan sebesar 82 persen, kemudian jasa lainnya 5 persen, listrik, gas, dan air 5 persen, hotel dan restoran 2 persen, dan industri kimia dan farmasi 1 persen.
Dalam lawatan ke AS, Bahlil juga sempat bertemu Chief Operating Officer (COO) US International Development Finance Corporation (IDFC) David Marchick. Pertemuan berlangsung Minggu lalu (12/7/2021).
Pertemuan ini dihadiri oleh Menteri Perdagangan M. Lutfi dan Chief Executive Officer (CEO) Indonesia Investment Authority (INA) Ridha Wirakusumah.
Bersama IDFC, mereka membahas Sovereign Wealth Fund dan potensi peningkatan investasi di berbagai sektor di Indonesia, a.l. sektor teknologi, gender dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta perubahan iklim dan vaksin Covid-19.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
