Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan bisa hanya mencapai 3,1 persen jika lonjakan tinggi kasus Covid-19 gagal ditangani.
Peneliti Center of Innovation and Digital Economy Indef Media Wahyudi Askar bahkan menyampaikan berdasarkan skenario terburuk atau worst scenario, ketika pemerintah gagal menangani gelombang kedua Covid-19, maka pertumbuhan ekonomi diprediksi hanya tumbuh 3,1 persen pada 2021.
“Ini yang tidak kita inginkan. PPKM darurat gagal, padahal kita sudah berkorban sangat banyak, angka kasus terus meningkat hingga September, penyaluran vaksin juga gagal, aktivitas ekonomi terus melemah hingga banyak pengangguran,” katanya dalam webinar, Jumat (16/7/2021).
Media juga menyampaikan jika berdasarkan pada good scenario, di mana PPKM darurat berjalan efektif dijalankan selama 2 minggu, angka kasus Covid-19 menurun, dan vaksinasi meningkat tajam, maka ekonomi bisa mulai kembali pulih pada September 2021.
Namun, berdasarkan base scenario, jika PPKM darurat berjalan selama 1 bulan dan angka kasus Covid-19 mulai menurun, namun tidak ada progres mengatasi gelombang ketiga, maka pemulihan ekonomi akan berjalan lambat.
Dampaknya, pelaku usaha masih dilanda ketidakpastian karena angka kasus yang tinggi. Sisi penawaran dan permintaan juga masih akan mengalami tekanan. “UMKM di sektor jasa pun akan terdampak lebih signifikan,” jelasnya.
Dia berpendapat, jika best scenario terjadi, ekonomi Indonesia baru akan pulih pada awal 2021. Sebaliknya, jika berdasar pada worst scenario, maka ekonomi diperkirakan baru pulih pada kuartal III/2022.