Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lapor APBN 2020 ke DPR, Menkeu Klaim Pemerintah Sukses Tahan Dampak Negatif Covid-19

Sri Mulyani menjelaskan bahwa pemerintah mengambil langkah yang luar biasa dalam situasi kegentingan yang memaksa, yakni dengan memberikan stimulus.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memaparkan rancangan APBN 2021 dalam konferensi pers virtual, Selasa (1/12/2020) / Foto: Kemenkeu RI
Menteri Keuangan Sri Mulyani memaparkan rancangan APBN 2021 dalam konferensi pers virtual, Selasa (1/12/2020) / Foto: Kemenkeu RI

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa 2020 merupakan tahun yang luar biasa karena kehadiran Covid-19. Namun, dia mengklaim pemerintah berhasil menahan dampak negatifnya.

Bukan hanya Indonesia, dunia pun mengalami tantangan akibat pandemi. Saat menyampaikan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan APBN 2020 pada rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Covid-19 menjadi isu sentral dan pengubah permainan (game changer).

“Tidak hanya mengancam kesehatan tapi juga aktvitas ekonomi, sosial, menurunkan kesejahteraan rakyat, serta berpotensi merusak stabilitas sistem keuangan,” katanya, Kamis (15/7/2021).

Sri Mulyani menjelaskan bahwa pemerintah mengambil langkah yang luar biasa dalam situasi kegentingan yang memaksa, yakni dengan memberikan stimulus.

Kebijakan tersebut diarahkan untuk menangani pandemi yang berdampak pada kesehatan dan juga memulihkan perekonomian nasional.

Kebijakan ini, menurut Sri Mulyani, dilakukan secara cepat dan responsif dengan melakukan program penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional (PC-PEN).

Di dalamnya juga ada kerja sama pemerintah dengan Bank Indonesia dalam penerbitan surat berharga negara (SBN) khusus melalui skema berbagi beban (burden sharing).

Dana segar tersebut digunakan untuk klaster yang bermanfaat langsung bagi masyarakat. Beberapa contohnya adalah perlindungan sosial, bantuan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta pengadaan vaksin.

“Berbagai kebijakan tersebut pada akhirnya berhasil menahan dampak kontraksi ekonomi akibat Covid-19. Indonesia mengalami kontraksi tahun 2020 sebesar minus 2,07 persen. Angka ini membuat Indonesia sebagai negara yang memiliki kemampuan menjaga dampak pandemi Covid-19 pada perekonomian pada level moderat,” jelasnya.

Sri Mulyani menuturkan bahwa hal tersebut didukung oleh hasil riset Asian Development Bank pada April. Di situ disebutkan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 relatif lebih baik dibandingkan dengan rata-rata negara di Asean.

“Sinergi yang kuat antara fiskal, moneter dan sektoral, serta dukungan DPR telah meminimalkan dampak risiko global terhadap perekonomian nasional. Sehingga ekonomi makro tetap terjaga dalam kondisi pandemi,” ucap Sri Mulyani.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper