Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ungkap Skenario Terburuk, Sri Mulyani Pesimis Ekonomi Sesuai Target

Sri Mulyani menjelaskan bahwa PPKM darurat berdampak pada ekonomi. Tingkat konsumsi masyarakat akan melambat. Dengan begitu, pemulihan ekonomi akan tertahan
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan keterangan pers mengenai penanganan dampak Covid-19 di Jakarta, Jumat (13/3/2020). Bisnis/Triawanda Tirta Aditya
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan keterangan pers mengenai penanganan dampak Covid-19 di Jakarta, Jumat (13/3/2020). Bisnis/Triawanda Tirta Aditya

Bisnis.com, JAKARTA -- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja dengan DPR memaparkan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat bisa berlangsung hingga 13 Agustus.

“PPKM darurat selama 4 sampai 6 minggu dijalankan untuk menahan penyebaran kasus. Mobilitas masyarakat diharapkan menurun signifikan,” katanya pada materi pemaparan, Senin (12/7/2021).

Pemerintah mulai menerapkan PPKM darurat pada 3 Juli. Presiden Joko Widodo pada Kamis, 1 Juli mengumumkan kebijakan ini berlaku hingga 20 Juli. Itu berarti mengacu rencana awal, pembatasan hanya berlangsung kurang dari 3 minggu.

Masih dalam paparannya, Sri Mulyani menjelaskan bahwa PPKM darurat berdampak pada ekonomi. Tingkat konsumsi masyarakat akan melambat.

Dengan begitu, pemulihan ekonomi akan tertahan. Akibatnya, pertumbuhan produk bruto (PDB) pada triwulan III/2021 diprediksi 4 persen sampai 5,4 persen.

Sedangkan kuartal IV/2021 ekonomi dalam rentang 4,6 persen sampai 5,9 persen. Secara total, PDB 3,7 persen sampai 4,5 persen.

Sementara itu, PPKM darurat membuat pemerintah harus menambah anggaran program pemulihan ekonomi nasional (PEN). Dana tersebut berasal dari realokasi dan refocusing.

“Karena beberapa program yang didesain namun tidak berjalan, maka kami minta kepada kementerian/lembaga untuk memutuskan apakah akan jalan atau diubah,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper