Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Percepatan Vaksinasi Pekerja Industri Jadi Kunci Kinerja Ekspor

Saat performa perdagangan telah sejalan dengan target pertumbuhan yang dipatok pemerintah, pelaku usaha berhadapan dengan lonjakan kasus Covid-19 dan PPKM Darurat.
Pekerja pabrik pulang seusai bekerja di salah satu pabrik makanan di Jakarta, Sabtu (11/4/2020). /Bisnis-Abdurachman
Pekerja pabrik pulang seusai bekerja di salah satu pabrik makanan di Jakarta, Sabtu (11/4/2020). /Bisnis-Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Percepatan vaksinasi Covid-19 pekerja di industri manufaktur berorientasi ekspor dan kelancaran produksi diharapkan menjadi solusi dari tantangan kinerja perdagangan di tengah kenaikan kasus positif.

Plt Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Indrasari Wisnu Wardhana mengatakan ekspor Indonesia menghadapi beberapa kendala, di antaranya adalah kelangkaan kontainer dan meningkatnya kasus Covid-19. Di sisi lain, performa perdagangan sejatinya telah sejalan dengan target pertumbuhan yang dipatok pemerintah.

“Kementerian Perdagangan telah merumuskan beberapa langkah untuk mengatasi kendala tersebut, di antaranya dengan mendukung realisasi secepatnya program vaksinasi bagi industri berorientasi ekspor,” kata Wisnu kepada Bisnis, Rabu (14/7/2021).

Wisnu juga mengatakan bahwa Kemendag telah menyiapkan aturan dan sistem yang memastikan adanya kemudahan dan kecepatan dalam proses perizinan. Kemendag juga berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan Polri untuk mengantisipasi kendala pendistribusian bahan baku industri berorientasi ekspor.

Dia mencatat bahwa pertumbuhan ekspor nonmigas mencapai 30,3 persen dalam kurun Januari sampai Mei 2021. Realisasi kinerja pada periode ini, kata dia, meunjukkan indikasi yang mendukung realisasi target pertumbuhan yang dipatok naik 6,3 persen pada 2021.

Wisnu menjelaskan ekspor nonmigas Indonesia ke beberapa negara tujuan utama, seperti China, Amerika Serikat, Jepang, India, dan Malaysia menunjukkan tren yang positif.

“Bahkan ekspor nonmigas ke China,Vietnam, dan Filipina menunjukkan pertumbuhan yang kuat, di atas rata-rata pertumbuhan ekspor nonmigas secara umum,” tambahnya.

Dia juga mengemukakan bahwa kontribusi produk manufaktur terhadap total  ekspor Indonesia mencapai 49 persen pada 2020 dengan nilai US$80,2 miliar. Ekspor produk manufaktur tumbuh rata-rata 3,4 persen dalam kurun 2016 sampai 2020. Kontribusi produk industri manufaktur, kata Wisnu, diharapkan meningkat 1 persen menjadi 50 persen dari total ekspor 2021. Untuk itu, ekspor produk industri manufaktur pada 2021 diproyeksi tumbuh naik 8,2 persen secara tahunan.

“Jadi di tengah pandemi Co-19 ini, ekspor Indonesia memiliki performa dan peluang yang baik. Terutama ekspor produk industri dan manufaktur sebagai penyokong utama ekspor Indonesia,” kata dia.

Wisnu mengatakan tantangan saat ini adalah bagaimana Indonesia dapat memenuhi permintaan dunia dan memperkuat sisi pasokan. Menurutnya, hal ini akan sangat berkaitan dengan kesiapan sumber daya manusia sebagai salah satu faktor produksi utama.

“Peningkatan kasus Covid-19 tentu akan berdampak pada kesiapan dan ketersediaan tenaga kerja Indonesia, yang pada akhirnya akan memengaruhi sisi suplai ekspor Indonesia. Untuk itu, sangat diperlukan percepatan vaksinasi industri padat karya, terutama di zona merah,” kata Wisnu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Khadafi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper