Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Taipan Energi India Ini Tingkatkan Aset Batu Bara, Usai Berjanji Netral Karbon

Grup Adani menambah kapasitas pembangkit listrik tenaga batu bara menjadi 24 gigawatt, berencana untuk memiliki dan mengoperasikan tambang batu bara baru dengan kapasitas gabungan 132 juta ton per tahun, dan sedang mengejar kemitraan dengan TotalEnergies Prancis SE.
Gautam Adani, miliarder energi asal India, yang memiliki Adani Group/ Bloomberg
Gautam Adani, miliarder energi asal India, yang memiliki Adani Group/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Penelitian terbaru menunjukkan bahwa Gautam Adani, miliarder energi asal India, memperbesar aset batu baranya, meski telah berjanji untuk menjadikan konglomerasinya menjadi negatif karbon.

Grup Adani menggandakan kapasitas pembangkit listrik tenaga batu bara menjadi 24 gigawatt, berencana untuk memiliki, mengembangkan atau mengoperasikan tambang batu bara baru dengan kapasitas gabungan 132 juta ton per tahun, dan sedang mengejar proyek minyak dan gas, termasuk kemitraan dengan TotalEnergies Prancis SE, menurut laporan yang diterbitkan Senin oleh Market Forces.

Organisasi yang berbasis di Australia yang kritis soal proyek batubara Carmichael Adani di Queensland, mengatakan analisisnya didasarkan pada data dari beberapa kepemilikan Adani.

Dilansir Bloomberg, Senin (12/7/2021), Pablo Brait, juru kampanye di Market Forces mengatakan secara keseluruhan, inisiatif ini menunjukkan perusahaan memberikan kontribusi negatif yang signifikan terhadap pemanasan global daripada mempersiapkan transisi energi.

Temuan ini dapat meningkatkan pengawasan pada kelompok yang berbasis di India dan pendirinya, yang dengan cepat naik ke jajaran orang terkaya di Asia dan awal tahun ini menandatangani salah satu pinjaman energi bersih terbesar di benua itu dengan 12 bank global.

Sementara hampir semua aset batu bara Adani berada di India, di mana pemerintah mengatakan tidak dapat memprioritaskan penghapusan emisi tanpa pendanaan yang cukup dari negara-negara kaya, dia menghadapi tekanan yang semakin besar dari para aktivis dan beberapa investor atas proyek Carmichael.

Sayangnya, perwakilan Grup Adani tidak menanggapi permintaan komentar.

"Konglomerasi akan bertransisi ke karbon negatif dengan menyeimbangkan migrasi energi kita dengan hati-hati," kata Gautam Adani 30 Juni di Forum Global India, tanpa memberikan batas waktu.

Dia menambahkan bahwa peralihan dari bahan bakar fosil yang lebih murah “

seharusnya tidak menghancurkan aspirasi ribuan orang yang kekurangan listrik. Batu bara saat ini menyumbang hampir 70 persen dari produksi listrik India, meskipun pangsa tersebut telah menurun.

Brait dari Market Forces mengatakan laporan itu sebagian didorong oleh percakapan dengan bank, termasuk Barclays Plc dan Credit Suisse Group AG, yang mengatakan mereka bersedia membiayai Adani karena itu adalah perusahaan yang beralih ke energi bersih. Pejabat di Barclays dan Credit Suisse menolak berkomentar.

State Bank of India, pemberi pinjaman terbesar di negara itu, belum memutuskan apakah akan membantu membiayai tambang Carmichael menyusul meningkatnya tekanan dari para aktivis iklim dan investor.

“Banyak perusahaan sektor keuangan semakin membuat janji seputar perubahan iklim dan bahan bakar fosil, tetapi Adani benar-benar menguji komitmen tersebut,” kata Brait.

Adani diketahui merupakan orang terkaya kedua di India setelah Mukesh Ambani. Di jajaran Bloomberg Billionaires Index, Adani menempati peringkat ke-24 dengan kekayaan US$55,9 miliar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper