Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati membagikan keluh kesahnya ketika memimpin Kementerian Keuangan.
Dia mengaku di intansinya ternyata masih ada yang tidak mengenal instrumen transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) serta dana alokasi khusus (DAK).
Hal itu karena para pegawai lingkungan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) hanya fokus pada tugasnya kesehariannya saja.
“Makanya bayangkan APBN [anggaran pendapatan dan belanja negara] kita kalau teman-teman di Kemenkeu hanya di kotak masing-masing, bayangkan kalau mau buat APBN yang benar-benar sinergis untuk menghasilkan yang maksimal akan sulit,” katanya pada diskusi dengan tema Kolaborasi Program Secondment dan Kemenkeu satu Negeri Tahun 2021, Jumat (9/7/2021).
Sri Mulyani menjelaskan bahwa itu semua karena semua orang hanya mendahulukan dan memikirkan di unit atau instrumennya. Padahal saat menghadapi pandemi Covid-19, semua peranti dimanfatkan dimanfaatkan betul untuk membantu masyarakat.
Saat dia dengan Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengotak-atik APBN misalnya, pengaplikasiannya di bawah tidak jalan. Itu karena para pegawai masih terkotak-kotak.
Baca Juga
“Saya membayangkan 84.000 orang di Kemenkeu pikirannya persis dengan saya dan Pak Wamen, jadi enak. Saya baru berdehem Anda semua sudah tau ini maunya ke mana,” jelasnya.
Saat ini, terang Sri Mulayani, setiap rapat sudah diberi tahu apa yang harus dilakukan, tapi sampai di bawah tidak jalan. Bukannya berlari, program tersandung oleh organisasi sendiri.
“Birokrasi biasanya kita duluan nih pikir kerjaan kita tahun ini apa, anggarannya berapa, program saya apa. Dia tidak pikir republiknya mau jugkir balik. Ini yang saya inginkan. Pola pikir seperti itu [bersinergi],” ucapnya.