Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) menyatakan penjajakan awal proyek transaksi dengan teknologi nirhenti berbasis Multi Lane Free Flow (MLFF) akan rampung pada akhir Juli 2021. Penjajakan awal tersebut merupakan diskusi antara Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), PT Roatex Indonesia Toll System (RITS), dan beberapa perwakilan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).
Pengurus Bidang Operasional ATI Fitri Wiyanti mengatakan diskusi dari tiga elemen tersebut membahas beberapa aspek, seperti komersialisasi teknologi tersebut dan teknis penggunaanya di lapangan. Adapun, BPJT dan RITS telah menandatangani perjanjian kerja sama (PKS) terkait implementasi MLFF per Maret 2021.
"2 minggu dari sekarang akan dibahas detail mengenai desain sistem [MLFF]," katanya dalam Konferensi Pers Rapat Tahunan ATI 2021, Jumat (9/7/2021).
Sekretaris Jenderal ATI Krist Ade Sudiyono mengatakan aspek lain yang jadi pembahasan adalah tingkat service level agreement (SLA) teknologi tersebut. Seperti diketahui, SLA akan sangat mempengaruhi waktu transaksi dengan MLFF.
Selain itu, Krist menilai aspek legal penggunaan teknologi tersebut cukup penting. Pasalnya, lanjutnya, legal arrangement terkait transaksi tol hanya antara BUJT dan pemerintah.
Dengan diterapkannya teknologi MLFF, transaksi jalan tol akan melalui RITS sebagai pemilik teknologi. "Solusi teknologi ini kami harapkan membuat masyarakat terlayani dengan lebih baik," ucapnya.
Seperti dilansir dari laman resmi BPJT, teknologi yang diterapkan pada MLFF adalah global navigation satellite system (GNSS). Teknologi tersebut merupakan sistem pembayaran menggunakan alat yang dipasang di kendaraan dan dibaca melalui satelit.
"Target pelaksanaan konstruksi MLFF dimulai pada 2021. Kemudian untuk implementasinya secara bertahap dimulai pada 2022, dan penerapannya berdasarkan lingkup wilayah, tidak per ruas tol," kata Kepala BPJT Danang Parikesit.
Danang menyampaikan pengguna jalan tol akan memasang aplikasi pada ponsel yang telah terhubung dengan dompet elektronik. Saldo dalam dompet elektronik tersebut akan terpotong secara otomatis saat melewati gerbang tol.
Artinya, waktu transaksi di gerbang tol turun menjadi 0 detik dari kegiatan transaksi gerbang tol dengan uang elektronik sekitar 4 detik. Adapun, waktu transaksi dengan uang kartal adalah sekitar 10 detik.
Selain itu, Danang menilai manfaat lain dari teknologi tersebut adalah meminimalisir konsumsi bahan kendaraan akibat transaksi di gerbang tol.
Danang menyampaikan penerapan teknologi MLFF akan berjalan dengan skema sekitar 50 persen dari total gardu di gerbang tol akan digunakan untuk MLFF. Sementara itu, 50 persen lainnya digunakan bagi pengguna yang melakukan pembayaran nontunai dengan uang elektronik.