Bisnis.com, JAKARTA — Rencana peningkatan produksi minyak dan gas bumi di Indonesia belum diikuti dengan penemuan cadangan baru. Tren pengeboran eksplorasi di dalam negeri tiap tahun terus mengalami penurunan.
Berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak, sejak 2012 realisasi pengeboran eksplorasi mencatatkan penurunan. Tren tersebut diproyeksikan masih terus berlanjut pada tahun ini.
Pengeboran eksplorasi yang paling banyak dilakukan Indonesia terjadi pada 2012. Kala itu, jumlah sumur eksplorasi yang dibor adalah sebanyak 119 dari rencana pengeboran eksplorasi sebanyak 236 pengeboran.
Namun, pada satu tahun setelahnya pengeboran sumur menurun menjadi 101 pengeboran dari rencana sebanyak 258 pengeboran dan kembali turun pada 2014 dengna realisasi 75 pengeboran.
Penurunan realisasi pengeboran eksplorasi terus terjadi pada periode selanjutnya dengan jumlah tercatat sebanyak 67 pengeboran dari rencana 205 pengeboran. Jumlah itu pun terus merosot pada 2016 dengan realisasi tercatat sebanyak 43 pengeboran dari rencana 149 pengeboran.
Sempat meningkat pada 2017 dengan realisasi 54 pengeboran, tetapi kegiatan pengeboran eksplorasi pun kembali loyo pada 2018 dengan realisasi sebanyak 36 pengeboran eksplorasi dan berlanjut dengan jumlah yang sama pada 2019.
Pengeboran eksplorasi mencatatkan realisasi terendahnya dalam kurun waktu 2 dekade terakhir pada 2020. Pada periode tersebut, pengeboran sumur eksplorasi hanya tercatat sebanyak 28 kegiatan dari 61 pengeboran yang direncanakan.
Pada tahun ini, per 21 Juni 2021, pengeboran sumur baru mencapai 12 pengeboran dari jumlah yang direncanakan pada tahun ini sebanyak 48 pengeboran.
Rendahnya pengeboran eksplorasi tersebut tercermin dengan tidak meningkatnya produksi migas di dalam negeri. Tren produksi migas sejak 2012 menunjukkan pada posisi 800.000 barel per hari dan terus menurun ke 700.000 barel per hari.
Pada tahun ini, posisi produksi migas Indonesia bahkan telah turun hingga di bawah angka 700.000 barel per hari. Kondisi itu terjadi lantaran penurunan produksi alamiah tanpa adanya cadangan baru yang ditemukan.