Bisnis.com, JAKARTA—Industri refrigerasi berharap kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat berjalan lancar dalam dua pekan ini, sehingga dapat menjadikan kasus Covid-19 lebih landai dan kembali fokus melakukan pemulihan.
Sekretaris Jenderal Perkumpulan Perusahaan Pendingin Refrigerasi Indonesia (Perprindo) Andy Arif Widjaja mengatakan bahwa awalnya tahun ini industri menargetkan pertumbuhan berkisar 5 persen.
Namun, melonjaknya gelombang Covid-19 pada awal paruh kedua tahun ini membuat dirinya memprediksi akan akan sulit mencapai target tersebut.
Tahun lalu, kata Andy, pertumbuhan industri hanya berkisar 2 persen dari target awal tahun sebesar 10—15 persen.
“Saat ini beberapa anggota kami memang ada yang ekspor, tetapi pasar ekspor juga berdampak dan membuat proses produksi tidak bisa maksimal,” katanya kepada Bisnis, Rabu (8/7/2021).
Andy menggambarkan, kondisi bisnis anggota Perprindo saat ini ikut terdampak pandemi Covid-19 sama seperti industri lainnya.
Salah satu tantangan yang dihadapi pelaku industri saat ini adalah naiknya biaya produksi yang disebabkan banyak faktor, seperti kelangkaan kontainer pada pasar global sehingga menyebabkan kenaikan harga freight. Padahal komponen bahan baku untuk produksi produk refrigerasi masih diimpor.
Hal itu ditambah dengan pandemi berkepanjangan yang mengakibatkan diberlakukannya pembatasan-pembatasan, sehingga membuat kapasitas produksi berkurang tetapi biaya overhead produksi tetap berjalan.
Adapun anggota Perprindo yang berperan sebagai importir harus mengalami hambatan dalam hal peraturan teknis yang berlaku saat ini, tetapi dirancang sebelum pandemi. Contohnya, peraturan SNI yang mengharuskan audit dilakukan setiap setahun sekali.
“Kami mengharapkan adanya kebijakan khusus dari pemerintah untuk peraturan yang dibuat sebelum pandemi agar dapat disesuaikan dengan masa pandemi ini. Pada umumnya anggota Perprindo, baik industri maupun importir menghadapi tantangan yang sama yaitu pasar yang belum pulih dari pandemi, sehingga mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat,” ujarnya.
Selain itu, Andy juga menyebut bahwa produk refrigerasi yang memiliki kinerja cukup baik di saat pandemi adalah kulkas, sedangkan yang cukup tertekan adalah air conditioner (AC) karena peraturan impor yang menyebabkan kelangkaan dan naiknya harga.