Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada PPKM Darurat, Menkeu Bakal Revisi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II dan III Tahun Ini

Menurut Sri Mulyani, seberapa jauh penurunan pertumbuhan pada kuartal III akan sangat bergantung pada pelaksanaan PPKM darurat.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan sambutan acara virtual saat acara Bisnis Indonesia Award di Jakarta, Senin (14/12/2020). Bisnis/Abdurachman
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan sambutan acara virtual saat acara Bisnis Indonesia Award di Jakarta, Senin (14/12/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat dipastikan berdampak langsung pada ekonomi. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati pun melihat akan ada perubahan capaian pada kuartal II dan III pada 2021.

Sri Mulyani mengatakan bahwa pada dasarnya triwulan II/2021 tidak akan terlalu berpengaruh pada PPKM darurat. Lonjakan Covid-19 baru terjadi di akhir periode kuartal, atau pada pekan kedua dan ketiga Juni.

“Kita lihat Juni ini ada sedikit pelemahan [ekonomi]. Tapi kita harap tidak berpengaruh banyak. Dengan demikain, triwulan II ini kita masih pada outlook 7,1 persen sampai 7,5 persen,” katanya pada konferensi virtual,” Jumat (2/7/2021).

Proyeksi tersebut turun dari sebelumnya. Saat rapat kerja dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada akhir Mei, Sri Mulyani menargetkan produk domestik bruto (PDB) paling optimistis ada di angka 8,3 persen.

Sedangkan pada PPKM darurat yang berlangsung di awal periode kuartal III, Sri Mulyani menjelaskan bahwa ada potensi pelamahan dari proyeksi awal. Pemerintah, sebelum ada keadaan genting ini, menargetkan 6,5 persen.

Seberapa jauh penurunan pertumbuhan pada kuartal III akan sangat bergantung pada pelaksanaan PPKM darurat.

Oleh karena itu, Sri Mulyani meminta seluruh elemen untuk menaati protokol kesehatan agar Covid-19 bisa terkendali dan pemulihan kembali terjadi.

“[Seberapa turunnya ekonomi dari proyeksi], tergantung berapa lamanya PPKM darurat. Tentu akan mengalami penurunan di bawah 6,5 persen,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper