Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Serapan PEN Belum Optimal, Staf Ahli Menkeu Beberkan Kendalanya

Kemenkeu mengakui lonjakan kasus ini memang membuat serapan rendah.
Pasien Covid-19 berdiri di jendela Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Sabtu (9/1/2021). /Antara
Pasien Covid-19 berdiri di jendela Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Sabtu (9/1/2021). /Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Serapan anggaran program pemulihan ekonomi nasional (PEN) hingga pertengahan tahun 2021 belum mencapai setengahnya. Kementerian Keuangan mencatat realisasinya sebesar Rp237,54 triliun atau 34 persen dari pagu.

Staf Ahli Menkeu Bidang Pengeluaran Negara Kunta Wibawa mengatakan bahwa masing-masing pos anggaran memiliki kendala.

“Lonjakan kasus ini memang membuat serapan rendah. Tapi kami tetap mendorong agar meningkat,” katanya pada diskusi virtual, Rabu (30/6/2021).

Kunta menjelaskan bahwa selain karena lonjakan kasus, bantuan untuk dunia usaha juga masih perlu dimaksimalkan.

Sosialisasi perlu dilakukan agar pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mengenahui insentif yang diberikan pemerintah.

Untuk mengatasi itu, pemerintah terus memonitor program-program yang kurang tepat sasaran. Dengan pemetaan tersebut, alokasi bisa digeser ke sektor lain yang dianggap lebih penting.

“Sehingga kita bisa mencari mana yang pas dan bagus sehingga serapannya meningkat di semester II/2021,” jelasnya.

Jika dirinci, anggaran PEN untuk kesehatan terealisasi Rp45,4 triliun atau 26 persen dari total pagu Rp172,84 triliun. Perlindungan sosial sebesar Rp65,36 triliun atau 44 persen Rp148,27 triliun.

Untuk dukungan terhadap UMKM dan korporasi, realisasi anggaran mencapai 26,3 persen dari pagu Rp193,74 triliun. Program prioritas Rp39,79 triliun atau 31,1 persen dari Rp127,85 triliun.

Terakhir, insentif dunia usaha mencapai Rp36 triliun atau 63,5 persen dari total pagu Rp56,73 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper