Bisnis.com, JAKARTA - Institut Studi Transportasi (Instran) menilai pelaksanaan tes acak antigen di sejumlah stasiun terhadap para pengguna Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek sebenarnya tidak perlu dilakukan.
Hal itu disampaikan Ketua Instran Darmaningtyas. Menurutnya, perjalanan itu harus dibedakan antara jarak jauh dengan jarak pendek, seperti KRL.
"Kalau yang perjalanan jarak pendek di perkotaan saya kira memang tidak memerlukan persyaratan [tes antigen] tersebut. Saya kira memang dengan kontrol suhu di pintu masuk stasiun dan kewajiban menggunakan masker dan lainnya itu sudah cukup untuk jarak pendek," katanya kepada Bisnis.com, Selasa (29/6/2021).
Kendati begitu, dia tidak keberatan bila dilakukan kebijakan tersebut. Pasalnya, pengetesan hanya bersifat random (acak) yang bertujuan mengecek apakah calon penumpang tersebut terpapar Covid-19 dan tidak bisa melanjutkan perjalanan.
"Tes acak itu kan sifatnya hanya random ya untuk mengecek saja apakah penumpang KRL Jabodetabek itu ada yang terkena Covid-19 karena sifatnya hanya sampling memang tidak bisa keseluruhan karena tentu biayanya sangat besar jadi saya kira masing-masing penumpang aja saling menjaga diri," ujarnya.
Sebelumnya, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter telah melakukan pemeriksaan tes antigen secara acak bagi penumpang KRL di enam stasiun (Bogor, Cikarang, Bekasi, Tangerang, Tanah Abang, dan Manggarai) mulai 21-27 Juni 2021.
Baca Juga
Pelaksanaan tes tersebut kemudian diperpanjang dua pekan kedepan. Hal itu juga sesuai dengan instruksi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang meminta agar pemeriksaan calon penumpang KRL tersebut diteruskan.
"Dalam minggu kemarin dilaporkan telah terjadi penurunan jumlah penumpang KRL perharinya menjadi sekitar 126.000 penumpang per hari. Namun sebagai upaya antisipasi, bapak Menhub telah menginstruksikan untuk tetap dilanjutkan tes secara acak,” tutur Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati.